Menjelaskan ketimpangan nyata di dunia pendidikan Indonesia selama musim pandemi Covid-19.
“Hampir 69 juta siswa kehilangan akses pendidikan dan pembelajaran di era pandemi,” katanya menerangkan hasil riset.
Baca Juga: Jusuf Kalla Hadiri Tudang Sipulung Virtual Dies Natalis Fisip Unhas
Akan tetapi, di sisi lain, banyak kelompok siswa dari keluarga mapan lebih mudah belajar jarak jauh. Ini implikasi dari ketimpangan, tulis riset itu.
Riset itu juga mendapati hanya 40% orang Indonesia memiliki akses internet. Ia makin membuka tabir ketimpangan infrastruktur komunikasi, khususnya di luar Pulau Jawa.
“Bahkan sekali pun di kota besar seperti Jakarta, ketimpangan akses belajar jarak jauh selama pandemi ini kentara,” jelasnya.
Baca Juga: Digelar Virtual, UKM Litimasi Unibos Gelar Workshop Menyambut PKM
Tidak hanya menyoal teknologi, namun lebih kepada esensi pendidikan.
"Kalau saya, justru tidak pernah khawatir dari ketimpangan di sisi teknologi. Karena anak-anak pasti akan selalu menemukan cara untuk mengatasi keterbatasan itu. Yang paling minim adalah pedagogik,” tambahnya.
"Mau PJJ maupun tatap muka, esensinya adalah kemampuan untuk melakukan diferensiasi dan personalisasi, kemampuan untuk memahami murid, serta kemampuan untuk memberikan umpan balik lewat asesmen sehingga membuat anak lebih baik," kata Najeela.