Setamat dari SMA, ahing meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke Makassar guna menempuh pendidikan tinggi atau kuliah.
Berbeda dengan sosok Pudding yang memilih tetap tinggal di kampung.
Setelah berjalan beberapa waktu, Pudding melamar Rannu.
Namun, lamarannya ditolak mentah-mentah oleh keluarga Rannu sebab menurut Puang Aji (tante Rannu), ponakannya itu hanya akan dinikahkan dengan sarjana.
Bukan Rannu yang menolak, tapi keluarganya. Cinta mereka terganjal terganjal oleh strata pendidikan.
Akhirnya, Rahing yang malah menikah dengan Rannu.
Di acara resepsi pernikahan mereka di kampung, Pudding datang sebagai tamu. Kehadirannya pun mengundang perhatian.
Dari film pendek ini, muncul pesan moral untuk sekolah tinggi-tinggi agar tak dianggap remeh orang lain.
"Sekolah ki nak, biar ndak di pandang enteng ki" tulis pesan penutup film pendek itu.
Baca Juga: Sinopsis Film Sabyan Menjemput Mimpi