Kasus Pemecatan Guru Honorer di Kabupaten Bone, Ketua JSDI: Pemerintah Sudah Lama Abaikan Dunia Pendidikan

- 15 Februari 2021, 13:18 WIB
Ilustrasi guru dipecat.
Ilustrasi guru dipecat. /Pixabay/Mohamed Hassan

Jurnal Makassar - Ketua Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Ramli Rahim menilai guru di Kabupaten Bone yang mengunggah gaji di media sosial sebagai keluh kesah tenaga pendidik yang digaji rendah.

Ramli menilai selama ini pemerintah baik pusat maupun daerah tidak mengalokasikan anggaran yang besar untuk dunia pendidikan.

"Kasus yang terjadi di Bone memang patut menjadi perhatian. Apalagi diketahui APBD di Bena hanya menganggarkan 0,4 persen untuk pendidikan," katanya, 15 Februari 2020.

Baca Juga: Pemecatan Guru Honorer di Bone Jangan Terulang, Perlu Regulasi Lindungi Honorer

Ia menyebut, dalam kasus ini yang bertanggungjawab bukan hanya kepala daerah, namun juga anggota dewan karena merekalah yang menetapkan besaran APBD.

Ramli menyebut, gaji guru yang kecil tidak hanya terjadi di Kabupaten Bone saja, tapi juga terjadi di hampir semua darah di Indonesia. Kebutulan saja Bone yang menjadi viral.

"Gaji guru yang kecil ini seperti kasus gunung es, kita bersyukur melalui kasus ini bisa kembali menyadarkan pemerintah pentingnya memperhatikan pendidikan yang selama ini terbaikan," ujarnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPD Prihatin Terhadap Nasib Guru Honorer di Bone yang Dipecat karena Posting Gaji

Berkaiatan dengan gaji yang diterima oleh guru honerer, beberapa tahun belakang ini ada titik terang karena adanya janji untuk kontrak PPPK.

Halaman:

Editor: Aan Ariska Febriansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x