Network
KaltaraBicara - Berbicara perbatasan dan pedalaman, biasanya berbicara tentang keterisolasian dan keterbelakangan. Warga di daerah itu biasanya paling akhir menikmati indahnya hasil pembangunan layaknya di daerah perkotaan.
Akan tetapi, Bupati Malinau Yansen TP mengungkapkan, tidak bisa membangun infrastruktur berskala besar di daerah itu, paling tidak pemerintah berupaya membangun sumber daya manusianya.
“Kalau menjawab soal perbatasan itu, saya tidak mau memukul (menyalahkan) orang,” ujarnya pada, 11 Agustus 2020.
Baca Juga: Bulan Depan Hasil Tes SKB CPNS Tana Tidung Kaltara akan Diumumkan
“Tapi, menurut saya soal daerah perbatasan dan pedalaman itu tidak mudah. Bagi kita, upaya sesungguhnya bagaimana kita mengelola orangnya terlebih dahulu, kalau kita tidak bisa melakukan pembangunan secara menyeluruh,” sambungnya.
Seperti halnya Anggaran, disebutkan bupati daerah perbatasan dan pedalaman di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ini, memang menjadi persoalan dalam membangun daerah tersebut.
"Namun, di Malinau kita tidak berpatok semata-mata pada itu. Tapi, saya lebih bagaimana kita membangun SDM di sana. Sehingga, masyarakat di sana itu juga bisa berdaya saing dan tidak kalah dengan masyarakat lainnya. Itu yang saya lakukan selama ini,” imbuhnya.
Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Izinkan 25 Persen Kantor Terisi Saat PSBB Total
Seperti contoh, saat ini Malinau telah dapat memenuhi konsumsi lokal dengan berjalannya program Beras Daerah (Rasda). Kemudian, kreatifitas masyarakat diasah dengan menciptakan batik khas Malinau.
“Dulu kita bergantung dengan beras dari luar. Sekarang, kita bisa memenuhi itu sendiri. Kerajinan dan kesenian daerah, seperti pembuatan tas anjat (Tas khas suku Dayak), dan batik khas Malinau,” tambah Yansen.
Baca Juga: Perhatikan Aturan Baru yang wajib Dipatuhi Pada PSBB Total Jakarta
“Tidak hanya itu, masih banyak lagi kita kembangkan masyarakat sesuai kebutuhan mereka melalui progran Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Kita berikan kepercayaan kepada masyarakat kita,” pungkas Yansen.
