Fakta-fakta Raden Ayu Lasminingrat yang Tampil di Google Doodle, Tokoh Intelektual Pertama di Indonesia

- 29 Maret 2023, 10:35 WIB
Lasminingrat Tokoh Pendidikan wanita Sunda yang berasal dari Garut diabadikan dalam Google Doodle hari ini./ tangkapan layar Google
Lasminingrat Tokoh Pendidikan wanita Sunda yang berasal dari Garut diabadikan dalam Google Doodle hari ini./ tangkapan layar Google /

Jurnalmakassar.com – Raden Ayu Lasminingrat diabadikan oleh mesin pencari Google melalui Google Doodle dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya. Untuk diketahui, sosok yang lahir pada 29 Maret 1843 merupakan tokoh intelektual pertama.

Meski tidak setenar dengan tokoh-tokoh perempuan lain yang ada di Tanah Air, Raden Ayu Lasminingrat di eranya merupakan sosok yang memiliki kepandaian yang luar biasa.

Tampil di Google Doodle hari ini, potret gambar Raden Ayu Lasminingrat dengan nuansa coklat menggunakan pakaian khas adat Sunda.

Baca Juga: Bacaan Niat Zakat Fitrah Ramadhan 2023 untuk Diri Sendiri dan Keluarga yang Harus Diketahui

Dikutip Jurnalmakassar.com dari laman Dinas Kebudayaan Yogyakarta ada beberapa fakta yang menarik dari sosok Raden Ayu Lasminingrat.

Fakta pertama, Raden Ayu Lasminingrat seorang putri dari pasangan Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria, dimana orang tuanya merupakan seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan juga sebagai seorang Sastrawan Sunda.

Fakta kedua terlahir dengan nama Soeharata, Raden Ayu Lasminingrat yang lahir pada tahun 1843 merupakan istri kedua dari Rd. Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut.

Fakta ketiga, mendapat asuhan dari teman Belanda ayahnya, sosok Raden Ayu Lasminingrat disebut memiliki kecerdasan luar biasa, hal ini tidak lepas juga dari pendidikan yang didapatinya di sekolah Belanda di daerah Sumedang.

Baca Juga: Hanya untuk Sultan, Kawasaki ZX4RR Hanya Dijual 40 Unit di Indonesia, Harga Tembus Rp239 Juta

Pada masanya, sosok Raden Ayu Lasminingrat begitu membanggakan karenanya Ia tercatat sebagai perempuan pribumi satu-satunya yang mahir serta menulis dan berbahasa Belanda.

Fakta keempat, dalam perjuangannya Raden Ayu Lasminingrat mengawali dari menjadi seorang penulis, hingga akhir hayatnya Ia sudah mengeluarkan dua buah karya diantanya buku Carita Erman dan Warnasari atawa roepa-roepa dongeng.

Karya yang dihasilkan oleh Raden Ayu Lasminingrat juga smenjadi buku pelajaran untuk beberapa sekolah di Indonesia dan diterjemahkan dalam Bahasa melayu.

Fakta kelima, pada tahun 1911 setelah menikah dengan Rd. Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut saat itu, Raden Ayu Lasminingrat mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri setelah sebelumnya mendukung usaha Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Putri.

Baca Juga: Honda Akan Luncurkan Mobil Baru, Inisial W antara All New CR-V atau WR-V Tipe Manual

Fakta keenam, dalam usia ke 32 tahun dalam kesibukannya sebagai isteri kedua Bupati, Raden Ayu Lasminingrat berhasil menyadurkan banyak cerita karya Grimm yang popular di Eropa dengan tujuan agar kaumnya dapat membaca karya-karya penulis Eropa tersebut dan mengambil hikmahnya oleh kaum perempuan Sunda.

Kumpulan saduran Raden Ayu Lasminingrat kemudian diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1875 oleh percetakan milik pemerintah, Landsdrukkerji dengan judul Tjarita Erman. Pada tahun berikutnya atau tahun 1876 terbit karyanya yang kedua yang diberi judul Warnasari atawa Roepa-roepa Dongengpun terbit.

Fakta ketujuh, pada tahun 1875, saat Raden Ayu Lasminingrat berkarya tokoh Wanita yang diangkat jadi pahlawan nasional seperti R.A. Kartini, Raden Dewi Sartika, dan Rahman El-Yunusiyah belum lahir.

Nama Raden Ayu Lasminingrat tenggelam dibawah R.A. Kartini, Raden Dewi Sartika, dan Rahman El-Yunusiyah bahkan kalah tenar dengan tokoh Wanita-wanita lainnya yang muncul setelahnya.

Perempuan hebat di zamannya

Disebut sebagai “Sang Pemula”, tak banyak yang tahu jika Raden Ayu Lasminingrat adalah perempuan yang berada di luar zamannya.

Raden Ayu Lasminingrat mengembuskan nafas terakhirnya pada 10 April 1948 dalam usia 105 dan dimakamkan berdampingan dengan mendiang suaminya di di belakang Mesjid Agung Garut.

Hingga saat ini jejak Raden Ayu Lasminingrat masih dapat dilihat dari sekolah hasil perjuangannya, yang kini masih berdiri di salah satu sudut kota Garut.

Bangunan sekolah itu oleh pemerintah provinsi telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan yang dilindungi atau dengan kata lain termasuk kategori Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kota Garut.***

Editor: Aan Febriansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x