Rangnick dan Etika Profesionalitas Berbasis Moral

- 2 April 2023, 09:05 WIB
Selebrasi pemain PSM Makassar usaii menjuarai Liga 1 2022/2023
Selebrasi pemain PSM Makassar usaii menjuarai Liga 1 2022/2023 /Foto: PSM Makassar

Jurnalmakassar.com - Hari ini menjadi hari yang cukup membahagiakan bagi masyarakat Sulawesi Selatan, selain puasa ramadan telah masuk ke hari 10, juga setelah 23 tahun penantian panjang, PSM Makassar klub kebanggaan Sulsel ini akhirnya dapat meraih juara Liga 1.

 

Kemampuan pelatih PSM Makassar musim ini cukup luarbiasa. Perlahan namun pasti mampu meraih kemenangan demi kemenangan hingga akhirnya mampu merengkuh juara di musim ini.

Bicara tentang pelatih sepakbola, saya termasuk penggemar dari cara melatih sosok berjuluk "Professor", Ralf Rangnick. Siapa yang tak kenal dengan Ralf Rangnick, tokoh sepakbola modern yang sedang naik daun.

Baca Juga: Pengertian Apa Itu Zakat Fitrah Lengkap Niat Zakat Fitrah Untuk Keluarga, Serta Besaran Yang Harus Dibay

Tak usah menanyakan apa kesuksesan dia dalam dunia sepakbola. Pelatih kelas wahid seperti Jurgen Klopp dan Thomas Tuchel pun tak pernah lupa berterima kasih kepada Ralf Rangnick, diberitakan dalam detiksport, Klopp pun sempat berguman "duh... Pelatih hebat datang dan akan melatih klub Inggris". Pelatih kawakan Chelsea si Tuchel pun menimpalinya dengan kalimat sederhana namun sarat makna "Saya jadi pelatih karna dia".

Pria sederhana ini sangat dikenal jago taktik, sepertinya tak ada pelatih manapun yang akan membantah, bahwa Rangnick-lah yang berhasil memperkenalkan gaya sepakbola menyerang, yang akhirnya menjadi cikal bakal Gegenpressing, sebuah strategi dengan pendekatan yang membutuhkan tekanan dengan intensitas yang tinggi untuk bisa memenangkan si kulit bundar untuk kembali dengan cepat, di tambah dengan penjagaan ketat di barisan pertahanan untuk menetralisir ancaman serangan balik lawan lebih awal.

Gaya sepakbola gegenpressing berpengaruh luarbiasa di Jerman, bahkan menularkannya kepada banyak tim dan pelatih di sana. Jerman pun terkena Imbasnya, Piala Dunia edisi 2014 akhirnya berhasil mereka sabet.

Rangnick juga berhasil membangun dua klub entah dari mana, klub Jerman yang tak masuk hitungan lebih, Hoffenheim dan RB Leipzig, oleh karna dominasi Munchen dan Dortmund bergantian dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun di Manchester United mengalami pasang surut dan berujung pemecatan, namun Rangnick tetap punya kharisma tersendiri dalam sejarah kepelatihannya.

Halaman:

Editor: Aan Febriansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x