Network
Suatu hari, Ibunya yang sudah tua ingin melaksanakan haji. Pada saat itu, kondisi Uwais tidak memiliki uang sehingga merasa berat untuk memenuhi keinginan ibunya.
Berhubungan Uwais dan Ibunya tinggal di Yaman, perjalanan ke Makkah sangatlah juah dan melewati padang tandus dengan cuaca yang sangat panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.
Tidak ingin mengecewakan Ibunya, Uwais memikirkan banyak cara agar dapat membawa Ibunya ke Mekkah. Uwais mendapatkan ide dengan membeli seekor anak lembu, ia menempatkan anak lembu itu di puncak bukit dengan kendang yang dibuatnya.
Setiap hari, Uwais menggendong anak lembu itu, bolak-balik menuruni bukit. Perbuatannya itu dianggap aneh oleh orang-orang sekitar.
Setelah delapan bulan, anak lembu itu telah mencapai 100 kilogram. Musim haji pun tiba, Uwais merasa bahwa otot-ototnya menjadi kuat dan siap untuk mengangkat beban berat. Orang-orang pun paham maksud dari Uwais, ia melatih ototnya untuk menggendong Ibunya.
Uwais pun menggendong Ibunya dari Yaman menuju Tanah Suci dengan melewati perjalanan jauh yang sangat panas.
Ketika wukuf di Arafah, Uwais tetap menggendong Ibunya dan Thawaf di Ka'bah. Di depan Kabah air mata ibunya tumpah dan Uwais pun berdoa, “Ya Allah, ampunilah semua dosa Ibuku.”
Kisah Uwais yang menggendong Ibunya yang lumpuh pergi melaksanakan haji disamakan dengan sikap pria yang ada dalam video tersebut, dimana pria itu menggendong Ibunya yang lumpuh ketika hujan mengguyur tempat sholat Idul Fitri 1443 H di Kantor Gubernur, Ranah Minang Kota Padang.
Pria itu berusaha membawa Ibunya ke tempat bernaung dan disaksikan banyak orang, dan akun @RudySyah07 pun mendokumentasikan kejadian tersebut lalu mengunggah ke akun TikToknya.
Belum dapat dipastikan apakah sosok pria yang dalam video tersebut adalah sang anak atau suaminya. Tapi membaca caption dan komentar netizen, menandakan pria tersebut adalah seorang anak dari Ibu yang digendongnya.
