Sejarah Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2021 dan Momentum Gencarkan Bahaya Rokok

- 31 Mei 2021, 10:53 WIB
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 /Pixabay/mohamed Hassan

Jurnal Makassar - Hari Tanpa Tembakau Sedunia merupakan program inisiatif dari WHO yang ditetapkan pada 31 Mei.

Kampanye tersebut bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya tembakau dan dampak negatifnya terhadap kesehatan, serta eksploitasi industri nikotin yang ditujukan kepada kaum muda pada khususnya.

Kampanye ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap krisis tembakau global dan penyakit serta kematian yang disebabkan oleh epidemi.

Baca Juga: Sejarah Hari Lahirnya Pancasila yang Diperingati Setiap 1 Juni

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 8 juta kematian setiap tahun akibat konsumsi tembakau.

Tembakau merupakan penyebab utama gangguan pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronik, TBC, dan penyakit paru-paru lainnya.

Pada tahun 2008, WHO melarang segala jenis iklan atau promosi tembakau.

Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo mengingatkan bahwa peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia merupakan momentum yang tepat untuk menggencarkan sosialisasi mengenai bahaya rokok.

"Gencarkan kampanye dan sosialisasi mengenai bahaya rokok terutama di tengah pandemi COVID-19. Merokok dapat merusak fungsi saluran pernafasan termasuk penyakit paru obstruksi kronik," katanya dilansir dari Antara.

Dengan demikian, kata dia, hal itu dapat meningkatkan risiko keparahan bahkan kematian jika terinfeksi COVID-19.

"Ada penelitian yang menyebutkan bahwa riwayat merokok dapat meningkatkan risiko keparahan penyakit COVID-19 sebesar empat kali lebih dan kematian sebesar dua kali lebih dibanding yang tidak memiliki riwayat merokok," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, momentum Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei perlu dimanfaatkan untuk menggencarkan sosialisasi mengenai bahaya rokok di tengah pandemi COVID-19, mengingat hal tersebut sangat penting dan mendesak.

Menurutnya, sosialisasi harus masif baik secara konvensional maupun secara digital dengan menyasar anak-anak muda melalui media sosial.

"Sosialisasi dan kampanye harus dilakukan secara terus menerus dan berkala agar dapat efektif mengingatkan seluruh pihak mengenai pentingnya berhenti merokok,
baik bagi diri sendiri dan lingkungan terdekatnya," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa ketika seseorang merokok maka dia akan sering menyentuh bagian mulut dan wajah.

"Di saat pandemi seperti sekarang ini, sering menyentuh bagian wajah atau mulut atau hidung berpotensi dapat meningkatkan risiko tertular COVID-19, khususnya jika tangan tidak dalam kondisi bersih," katanya.

Baca Juga: Kapan Pendaftaran CPNS 2021 Dibuka?, Ini Penjelasan BKN

Baca Juga: Ramaiakan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dengan Menggunakan Link Twibbon, Download Sekarang Gratis

Dia juga menambahkan bahwa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat harus terus diintensifkan hingga ke pelosok-pelosok desa.***

Editor: Aan Febriansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah