APBN 2024 sebagai Shock Absorber Terus Dioptimalkan, Dukung Kebijakan Countercyclical

28 Juni 2024, 14:25 WIB
Konferensi pers Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan /

JURNAL MAKASSAR - Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode s.d. 31 Mei 2024 yang diselenggarakan pada hari Jumat, 28 Juni 2024 di GKN Makassar.

Kepala Kanwil DJPb Prov. Sulsel, Bapak Supendi sebagai perwakilan Kementerian Keungan mengatakan Ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian.

Geopolitik masih menjadi faktor risiko terbesar antara lain meningkatnya konflik dan friksi antarnegara (perang di Ukraina, krisis Timur Tengah, dan friksi antara AS dan Tiongkok).

Termasuk maraknya kebijakan industri global, peningkatan jumlah sanksi dan restriksi dagang, serta melemahnya peran institusi global. Pada regional Sulawesi Selatan, ekonomi tumbuh sebesar 4,82% (yoy).

Kata Supendi, Tingkat Inflasi Sulawesi Selatan pada April 2024 masih terkendali sebesar 2,42% (yoy), berada pada rentang sasaran 3%+1.

Tingkat inflasi month-to-month (m to m) sebesar 0,10% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,10%, serta Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 106,12.

"Pendapatan APBN Sulsel hinhha 31 Mei 2024 mencapai Rp6,53 Triliun atau 39,04% dari target, meningkat sebesar 5,65% (yoy)," ujarnya.

Belanja APBN Sulsel hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp20,95 Triliun atau 38,21% dari pagu, meningkat sebesar 14,12% (yoy). Pertumbuhan Belanja dan APBN Sulsel tetap solid dalam menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat berlanjut.

Penyaluran KUR dan UMi

Sampai dengan 31 Mei 2024, telah tersalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp7,18 Triliun (meningkat 54,38%yoy) utamanya kepada sektor usaha sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp3,03 Triliun, diikuti oleh sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp2,58 Triliun, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp606,84 Miliar, Industri Pengolahan Rp328,02 Miliar, Perikanan sebesar Rp284,92 Miliar, dan sektor Lainnya Rp345,94 Miliar.

Untuk Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), telah tersalurkan Rp55,74 Miliar (menurun 15,79% yoy) utamanya kepada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp55,28 Miliar, diikuti sektor usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp0,24

Miliar, Jasa Pendidikan sebesar Rp0,16 Miliar dan Industri Pengolahan Rp0,06 Miliar.

Kinerja APBD Anging Mammiri

Pendapatan Daerah - Pendapatan Daerah s.d. 31 Mei 2024 sebesar Rp12,65 Triliun, mengalami kontraksi sebesar -4,16% (yoy), didominasi dari Pendapatan Transfer (Pusat dan Antar Daerah) mencapai 26,58% atau sebesar Rp9,125 Triliun, disusul oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 28,87% atau sebesar Rp3,49 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 7,96% atau sebesar Rp35,01 Miliar.

Belanja Daerah – Belanja Daerah s.d. 31 Mei 2024 terealisasi sebesar Rp10,264 Triliun, didominasi oleh Belanja Operasi sebesar 24,66% atau Rp8,53 Triliun, disusul oleh Belanja Modal sebesar 24,66% atau Rp5,98 Triliun, Belanja Tidak Terduga sebesar 15,78% atau Rp2,081 Triliun, dan Belanja Transfer sebesar Rp22,06% atau Rp14,17 Miliar.

Kinerja APBN Anging Mammiri hingga Mei 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi.

"Peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian," jelas Supendi.***

Editor: Asoka Ulfa Ahsan

Terkini

Terpopuler