APBN 2024 sebagai Shock Absorber Terus Dioptimalkan, Dukung Kebijakan Countercyclical

- 28 Juni 2024, 14:25 WIB
Konferensi pers Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan
Konferensi pers Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan /

Sampai dengan 31 Mei 2024, telah tersalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp7,18 Triliun (meningkat 54,38%yoy) utamanya kepada sektor usaha sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp3,03 Triliun, diikuti oleh sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp2,58 Triliun, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp606,84 Miliar, Industri Pengolahan Rp328,02 Miliar, Perikanan sebesar Rp284,92 Miliar, dan sektor Lainnya Rp345,94 Miliar.

Untuk Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), telah tersalurkan Rp55,74 Miliar (menurun 15,79% yoy) utamanya kepada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp55,28 Miliar, diikuti sektor usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp0,24

Miliar, Jasa Pendidikan sebesar Rp0,16 Miliar dan Industri Pengolahan Rp0,06 Miliar.

Kinerja APBD Anging Mammiri

Pendapatan Daerah - Pendapatan Daerah s.d. 31 Mei 2024 sebesar Rp12,65 Triliun, mengalami kontraksi sebesar -4,16% (yoy), didominasi dari Pendapatan Transfer (Pusat dan Antar Daerah) mencapai 26,58% atau sebesar Rp9,125 Triliun, disusul oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 28,87% atau sebesar Rp3,49 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 7,96% atau sebesar Rp35,01 Miliar.

Belanja Daerah – Belanja Daerah s.d. 31 Mei 2024 terealisasi sebesar Rp10,264 Triliun, didominasi oleh Belanja Operasi sebesar 24,66% atau Rp8,53 Triliun, disusul oleh Belanja Modal sebesar 24,66% atau Rp5,98 Triliun, Belanja Tidak Terduga sebesar 15,78% atau Rp2,081 Triliun, dan Belanja Transfer sebesar Rp22,06% atau Rp14,17 Miliar.

Kinerja APBN Anging Mammiri hingga Mei 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi.

"Peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian," jelas Supendi.***

Halaman:

Editor: Asoka Ulfa Ahsan


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah