Begini Sejarah K-pop dan Tantangan Bagi Pendatang Baru

- 18 Februari 2021, 16:50 WIB
I.M MONSTA X rilis album solo pertamanya.
I.M MONSTA X rilis album solo pertamanya. /Instagram/official_monsta_x

Jurnal Makassar - Menurut definisi beberapa ahli, K-pop generasi pertama adalah yang dimulai pada akhir 1990-an, dengan kedatangan artis populer termasuk H.O.T., S.E.S., SECHSKIES, dan Fin.K.L.

Band-band ini sangat populer di Korea, tetapi kurang mendapat perhatian dari penggemar internasional. Tetapi ada juga yang berhasil, H.O.T., misalnya.

Ia mendapatkan popularitas di China dan BoA menjadi orang Korea pertama yang menduduki puncak tangga lagu pop terbesar Jepang Oricon pada tahun 2002 dengan album penuh pertamanya di Jepang, "Listen to My Heart."

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Sulawesi Selatan
Dikutip jurnalmakassar.com dari koreatimes, TVXQ, Super Junior, Girls 'Generation, KARA dan BIGBANG, yang memulai debutnya pada tahun 2004 atau lebih, dikenal sebagai pemimpin generasi ke-2.

Mereka memperluas kehadiran K-pop di pasar Jepang dan Cina secara luas. Bintang generasi ketiga termasuk BTS, BLACKPINK, EXO, TWICE, yang telah membuat gebrakan di luar Asia.

Dengan munculnya platform seperti YouTube, penyanyi ini telah menjangkau penonton global dan membangun fandom internasional yang solid.

Baca Juga: Benarkah K-Pop Mengantarkan Generasi Baru? Begini Penjelasannya!

Sekarang, generasi terbaru bertindak membuat gebrakan sendiri, tetapi para kritikus berpendapat, untuk memenuhi harapan mereka, mereka harus lebih sensitif secara budaya dan kuat secara mental.

Faktanya, puluhan bintang K-pop baru-baru ini dikritik karena ketidakpekaan budaya mereka. Salah satunya adalah I.M Monsta X, yang meminta maaf pada 15 Februari setelah mengenakan kaos berlafaz basmalah dalam gambar promosi untuk album solonya "Duality."

Baca Juga: Terlibat Kasus Narkoba, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Terancam Pidana dan Pemecatan
Beberapa penggemar tersinggung, mengatakan frase seperti itu tidak boleh digunakan untuk "alasan estetika."

"Bintang K-pop dan agensi perlu memahami konteks budaya dan sejarah yang lebih luas sekarang, mengingat betapa beragamnya basis penggemar K-pop," kata kritikus musik Cha Woo-jin.

Jika ingin mendapatkan pengakuan global, K-pop harus lebih bijaksana dalam membuat konten K-pop.

Baca Juga: Juru Bicara Presiden Jokowi Fadjroel Rachman Berduka, Istirahatlah dengan Damai Bung

Cha juga menyinggung masalah kesehatan mental para selebritis. "Banyak penyanyi K-pop sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka menderita penyakit mental," ungkapnya.

Lebih lanjut, penyanyi K-pop mungkin merasa lebih stres akhir-akhir ini karena sekarang harus mempersiapkan lebih banyak konten untuk berbagai platform dan menghabiskan waktu tambahan untuk berkomunikasi dengan penggemar.

"Oleh karena itu, tidak hanya penyanyi tetapi juga perusahaan harus mencari cara untuk menangani kondisi para bintang dengan lebih baik," lanjutnya.

Baca Juga: Masa Jabatan Pasha Sebagai Wakil Wali Kota Palu Berakhir, Ungu Band Segera Comeback?

Cha juga berpesan agar band rookie tidak kewalahan dengan prestasi pendahulunya.
"Sukses tidak semua tentang memuncaki tangga lagu," katanya.

Para penyanyi pemula harus menempa jalan mereka sendiri daripada mencoba memenuhi standar tertentu.***

Editor: St. Aas Mahari Basri

Sumber: Koreatimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x