VIRAL, Cerita Wanita Dilecehkan Saat Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta

- 20 September 2020, 09:35 WIB
 Ilustrasi pelecehan seksual./PIXABAY/Geralt/
Ilustrasi pelecehan seksual./PIXABAY/Geralt/ /

KaltaraBicara - Seorang wanita berinisial LHI viral di media sosial karena mengalami dugaan pemerasan dan pelecehan seksual saat pemeriksaan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta. LHI membagikan cerita melalui akun Twitter-nya.

Kejadian ini disebut terjadi pada 13 September 2020 pada saat dirinya hendak melakukan perjalanan ke Nias, Sumatera Utara. Dia mengaku berencana kembali melakukan rapid test di Bandara meski hari sebelumnya telah melakukan tes.

Baca Juga: Canggihnya Samsung Premium Type Galaxy Z Fold2

"Pada hari Minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara," dikutip oleh kaltarabicara.com pada akun @listongs, pada Minggu, 20 September 2020.

Selanjutnya LHI mengaku, tiba terminal 3 pada pukul 4 pagi, untuk melakukan tes di tempat resmi yang disediakan pihak Bandara. Dia mengaku yakin bahwa hasil tes akan nonreaktif, namun ternyata hasilnya dinyatakan reaktif.

"Tapi yaudah, mungkin akunya yang terlalu sombong, jadi rapid aku reaktif Ig G. di situ aku yaudah pasrah, mau cancel flight juga gapapa. karena pergi ke nias juga gak urgent-urgent banget," ujarnya.

Baca Juga: DPP Gerindra Umumkan Jajaran Struktur Pengurus Periode 2020-2025

Ia jugamengaku telah berniat membatalkan penerbangannya. Namun dokter yang melakukan pemeriksaan disebut justru menawarkan perubahan data atas hasil rapid.

"Habis itu dokternya nanyain, 'kamu jadi mau terbang gak?' di situ aku bingung kan, hah kok nanya nya gini.... terus aku jawab lah 'lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel', habis itu dokternya bilang 'ya bisa nanti saya ganti data-nya'," sambungnya.

"Di situ kaget si jujur, sama bingung juga. sampai akhirnya aku bilang ke dokternya 'gausah juga gapapa dok, saya takut nularin ke orang-orang di Nias. Jujur emang aku mikirnya gt, karna setau aku di Nias jg masih minim fasilitas kesehatannya, kasihan juga orang2 di sana," imbuhnya.

Sepanjutnya oknum dokter tersebut mengikutinya hingga departure gate dan meminta bayaran. LHI pun mengaku memberikan transfer kepada oknum dokter tersebut sebesar Rp 1,4 juta.

Baca Juga: Bawaslu Kaltara Himbau Masyarakat untuk Lapor Jika Terjadi Dugaan Pelanggaran Kampanye

"Si dokter jawab 'mba mampunya berapa? misal saya sebut nominalnya takut ga cocok' hhh si anjing. yaudalah aku asal jawab aja "sejuta?" eh si dokter miskin ini jawab "tambahin dikit lagi lah mba" si tai yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4jt," terangnya.

Dalam hal ini selain meminta bayaran, dia menyebut oknum dokter tersebut juga melakukan pelecehan kepada dirinya dengan mencium dan meraba payudara.

"Aku kira cuma selesai sampai di situ, ternyata enggak :( abis itu, si dokter ndeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. di situ aku bener2 shock, ga bisa ngapa2in, cuma bisa diem, mau ngelawan aja gabisa saking hancurnya diri aku di dalam," tuturnya.

Sementara LHI sendiri mengaku tidak dapat melakukan perlawanan saat kejadian tersebut. "Please jngan hujat aku "aku nya yang ngebolehin/gak ngelawan" tapi jujur, pada saat kejadian bener2 gak bisa ngapa2in dan ngerasa powerless," ungkapnya.

Sehingga dalam kejadian ini pihak kepolisian sedang menyelidiki kejadian tersebut. Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta Kompol Alexander Yurikho mengaku sudah mendapat informasi soal viralnya cerita dugaan kasus pemerasan dan pelecehan seksual tersebut. Dia menyebut pihak korban sejauh ini belum melapor.

Baca Juga: VIRAL, Kue Odading Mang Oleh di Bandung

"Iya, kami sudah monitor (terkait kejadian tersebut), tapi (korban) secara resmi belum melaporkan," ungkap Alexander saat dimintai konfirmasi, pada Sabtu, 19 September 2020.

Editor: Ian Kaltara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x