Ribut saat Adzan Magrib, Mahasiswa NTT dan Warga Kota Malang baku Lapor ke Polisi

- 29 Mei 2023, 07:46 WIB
Ilustrasi-- Warga Kota Malang tegur mahasiswa NTT yang ribut saat Adzan magrib, berujung saling lapor ke polisi
Ilustrasi-- Warga Kota Malang tegur mahasiswa NTT yang ribut saat Adzan magrib, berujung saling lapor ke polisi /Facebook/

Jurnalmakassar.com-- Penduduk di sekitar Jalan Joyo Suryo, Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, dan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melaporkan insiden bentrok yang terjadi pada Jumat, 26 Mei 2023 malam kepada pihak kepolisian.

Kapolsek Lowokwaru, Ajun Komisaris Polisi Anton Widodo, menjelaskan bahwa kerusuhan ini dimulai ketika penduduk menegur mahasiswa karena dianggap mengganggu saat waktu salat Maghrib.

Teguran dari penduduk tersebut diabaikan oleh mahasiswa NTT, meskipun lokasinya berdekatan dengan masjid.

Baca Juga: 30 UMKM Binaan PLN di Sulbar Terima Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual

"Itu kan ada anak-anak Sumba, NTT. Mereka tinggal di kos di daerah Joyo Suryo. Informasi dari warga menyebutkan bahwa menjelang azan Maghrib mereka masih bersenda gurau dengan suara yang cukup keras. Meskipun diberi tahu oleh tetangga, mereka tetap melanjutkan. Penduduk kemudian melaporkannya kepada tetangga lain," kata Anton pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Anton menjelaskan bahwa akhirnya penduduk sekitar datang ke kos mahasiswa asal NTT tersebut.

Informasi yang mereka peroleh adalah bahwa seorang mahasiswa membawa senjata tajam yang ditujukan kepada penduduk.

Akibatnya, penduduk mengambil senjata tajam tersebut dan mengikat mahasiswa tersebut karena melawan.

Baca Juga: Mulai Bergerak, H4 Sisir Sejumlah Titik hingga Wilayah Paling Utara Mamuju

"Kemudian warga lain datang. Menurut penduduk, dia (mahasiswa) membawa senjata tajam. Akhirnya senjata tajam itu diambil. Karena mahasiswa tersebut melawan, akhirnya dia diikat di sekitar situ," ujar Anton.

Anton mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan korban setelah mahasiswa itu diikat, beberapa penduduk memukulnya.

Setelah itu, mahasiswa tersebut melarikan diri dan memanggil teman-temannya yang juga berasal dari NTT. Konflik antara penduduk dan mahasiswa terjadi dari situlah.

Anton menambahkan, setelah diikat, korban mengatakan bahwa dia dipukuli. Kemudian dia melarikan diri ke teman-temannya. Akhirnya teman-temannya mencari siapa yang mengikatnya tadi.

Baca Juga: 28 Tahun Telkomsel Bersama Jadi Terdepan untuk Membuka Peluang Penguatan Inklusi Ekosistem Digital Indonesia

"Karena tidak menemukannya, akhirnya mereka merusak rumah penduduk. Terdapat 5 rumah yang rusak, namun kerusakannya hanya berupa pecahan kaca," jelas Anton.***

Editor: Izzati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x