Network
JurnalMakassar.com – Setelah ramainya video berdurasi 54 detik yang direkam oleh salah seorang Jemaah Haji Kloter 14 Embarkasi Makassar di beberapa Grup WhatsApp yang menyebut dirinya ditelantarkan bersama dengan jamaah lain mendapat bantahan dari ketua kloter.
Dalam keterangannya kepada media melalui video berdurasi 2,26 menit itu membantah jika ada jemaah dari Embarkasi Makassar tepatnya kloter 14 yang ditelantarkan oleh pemerintah di Madinah.
Ahwan ketua Kloter 14 Embarkasi Makassar membantah adanya jemaah haji yang ditelantarkan di Madinah seperti narasi yang beredar.
Baca Juga: Beredar Video Jemaah Haji Embarkasi Makassar dengan Narasi Diterlantarkan, Begini Penjelasannya
“Bukan diusir, tapi tadinya satu kloter pisah hotel, sekarang mau disatukan,” katanya
Sekadar infoemasi Jemaah haji kloter 14 Embarkasi Makassar (UPG 14) yang tinggal di Al Harithia Hotel dipindah ke hotel Front Taiba yang lokasinya lebih dekat dengan Masjid Nabawi (10 meter depan pagar Masjid Nabawi).
Hotel Front Taiba juga berdekatan dengan hotel jemaah kloter UPG lainnya.
Sebelumnya diberitakan video berdurasi 54 detik beredar di sejumlah grup WhatsApp. Dalam video tersebut menyebut bahwa Jamaah Haji Kloter 14 Embarkasi Makassar ditelantarkan saat berada di Madinah.
Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2023 Ditunda Sampai Kapan? Ini Kata KemenpanRB
Pada video itu juga menampilkan sejumlah koper dari jamaah haji Kloter 14 Embarkasi Makassar yang sudah dikeluarkan dari dalam hotel.
Tak sampai disitu, perekam video yang diduga seorang perempuan juga sempat mengambil rekaman di dalam lobby hotel yang memperlihatkan kondisi jemaah haji lansia yang sedang duduk di sofa.
Di dalam video tersebut juga, sang perekam bahkan dengan nada menangis meminta bantuan kepada penyelenggara haji untuk memperhatikan nasibnya.
“Tolong kami diperhatikan pemerintah,” ujar wanita dalam potongan video yang beredar luas itu, Kamis 8 Juni 2023.
Baca Juga: Lulusan S1 dari Berbagai Jurusan Daftar CPNS 2023 di Formasi Apa? Intip Bocorannya di Sini
Diketahui, bahwa video yang beredar tersebut hanya salah paham antara jemaah haji dengan petugas yang ada di Madinah.***
