PT Vale IGP Morowali Tegaskan Komitmen Dukung Keberlanjutan Melalui Program PPM

- 16 Februari 2024, 19:45 WIB
/

JurnalMakassar.com - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Indonesia Growth Project (IGP) Morowali menegaskan komitmennya untuk menjalankan program keberlanjutan melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Program PPM tersebut di antaranya memuat komitmen dalam menjalankan program sosial, dan pengembangan talenta lokal agar dapat terserap dalam industri pertambangan salah satunya pada area operasional PT Vale.

Director of Mine Project IGP Morowali, Wafir mengatakan, perseroan terus menggenjot fase penyiapan penambangan dan fasilitas pabrik pengolahan, sembari meneruskan kinerja program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Wafir menjelaskan, sejak 2022, PPM PT Vale telah mengimplementasikan Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) melalui metode System of Rice Intensification (SRI) Organik PT Vale atau padi organik, kemudian berkembang ke program pertanian organik lainnya seperti ke komoditas sayur, dan merambah budidaya tanaman herbal organik.

Baca Juga: Smart Upgrade dari Kalla Toyota Beri Solusi Mudah Naik Kelas Tukar Tambah Kendaraan Lama Jadi Baru Lagi

“Di Morowali, jumlah petani yang terlibat pada tahap awal di tahun 2022 berjumlah 12 orang yang berada di empat desa binaan yakni Desa Kolono, Ululere, Bahomoahi dan Desa Bahomotefe dengan total lahan garap seluas 1,2 hektar (Ha). Kini, tumbuh menjadi 90 petani di 13 desa yang terdiri dari 25 orang petani padi dengan total luasan sawah organik telah mencapai sekitar 6,8 hektar Dari jumlah tersebut panen padi organik juga mencapai rekor 17,6 ribu kilogram,” katanya.

Tidak saja pada padi organik, PT Vale mencatat sebanyak 25 orang petani sayur, dan 40 orang petani herbal dari Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Desa dengan total panen sayur organik pada tahun 2023 sebanyak 78 kilogram.

Wafir menuturkan, selain memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas serta pemberian infrastruktur dan prasarana, pihaknya juga membantu pendampingan perolehan sertifikasi organik, hingga hari ini terdapat 50 persen lahan sawah organik binaan telah mendapat sertifikasi organik dari lembaga INOFICE,
jelas Wafir.

INOFICE adalah Lembaga Sertifikasi yang telah diverifikasi oleh Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2007 dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tahun 2008 dengan no LSPO-003-IDN.

Baca Juga: Smart Upgrade dari Kalla Toyota Beri Solusi Mudah Naik Kelas Tukar Tambah Kendaraan Lama Jadi Baru Lagi

Dengan bertani organik, petani tidak lagi membeli pupuk karena mereka telah diajarkan cara membuat kompos dan MOL yang dapat menekan biaya produksi. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kompos juga melimpah di sekeliling yang dapat ditemui dengan mudah seperti hasil kotoran hewan ternak, sisa makanan, dedaunan hijau dan batang pisang.

Halaman:

Editor: Asoka Ulfa Ahsan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x