Sudah dikenal oleh dokter sejak abad ke-19, namun digunakan hanya sedikit karena rasanya yang tidak enak dan cenderung merusak perut.
Pada tahun 1897, karyawan Bayer, Felix Hoffman menemukan cara untuk membuat salisin dalam bentuk obat yang lebih mudah dan lebih enak dikonsumsi. Setelah memperoleh hak paten, maka obat tersebut didistribusikan secara luas ke seluruh dokter.
Baca Juga: Ibu Tangmo Nida Diberi Kompensasi Rp13 Miliar oleh Pemilik Speedboat dan Bersedia Memaafkannya
Nama “Aspirin” ternyata memiliki arti tersendiri. Huruf “A” untuk asetil, lalu “spir” diambil dari tanaman spirea (sumber salisin). Dan akhiran “in” adalah akhiran yang biasa digunakan oleh obat-obatan.***