Profil dan Biografi R.A Kartini Pahlawan Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 21 April

- 21 April 2022, 12:49 WIB
 Ilustrasi Raden Ajeng Kartini./Instagram/@anatmanpictures
 Ilustrasi Raden Ajeng Kartini./Instagram/@anatmanpictures /

Jurnal Makassar - Simak profil dan biodata Raden Adjeng Kartini Pahlawan Nasional Indonesia.

Raden Adjeng Kartini atau lebih di tepat di sebut Raden Ayu Kartini adalah seorang pahlawan Nasional Indonesia.

Kartini di kenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi Nusantara atau Indonesian.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Kartini 21 April 2022, Lengkap dengan Cara Menggunakan

Diketahui R.A Kartini lahir 21 April 1879 di Jepara Hindia Belanda atau Indonesia sekarang.

Di lansir dari berbagai sumber R.A Kartini lahir dari keturunan bangsawan bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan sorang Patih yang di angkat menjadi bupati Jepara setelah Kartini lahirm.

Sedangkan Ibu R.A Kartini M.A Ngasirah Puti dari nyai haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono seorang guru agama di Telukawu Jepara.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Tema Kartini, Mengangkat Perjuangan Perempuan Indonesia

Dari sisi ayahnya silsilah Kartini dapat di ketahui hingga Hamengkubuwono VI.

Garis keturunan bupati Sosroningrat dapat di teliti kembali ke Istana kerajaan Majapahit.

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedan di Mayong. Namun peraturan kolonial Belanda pada saat itu yang mengharuskan bupati menikahi seorang bangsawan.

Baca Juga: Yuta NCT 127 Bintangi Film Action HiGH and LOW THE WORST X

Karena M.A Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura.

Setelah perkawinan itu, ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua.

Kaka Kartini, Sosrokartono adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) di sini Kartini belajar bahasa Belanda. namun setelah usia 12 tahun ia harus tinggal di rumah karna sudah bisa di pingit.

Baca Juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Ibu Kita Kartini

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman koresponden yang berasal dari Belanda.

Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.

Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Lokomotief yang di asuh Pieter Broonshoft.

Ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.

Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche lelief. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian sambil membuat catatan-catatan.

Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita.tetapi juga masalah sosial umum.

Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Itulah profil dan biodata singkat R.A Kartini Pahlawan Nasional Indonesia.***

Editor: Andi Asoka Ulfa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah