Dengan demikian, kata dia, hal itu dapat meningkatkan risiko keparahan bahkan kematian jika terinfeksi COVID-19.
"Ada penelitian yang menyebutkan bahwa riwayat merokok dapat meningkatkan risiko keparahan penyakit COVID-19 sebesar empat kali lebih dan kematian sebesar dua kali lebih dibanding yang tidak memiliki riwayat merokok," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, momentum Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap 31 Mei perlu dimanfaatkan untuk menggencarkan sosialisasi mengenai bahaya rokok di tengah pandemi COVID-19, mengingat hal tersebut sangat penting dan mendesak.
Menurutnya, sosialisasi harus masif baik secara konvensional maupun secara digital dengan menyasar anak-anak muda melalui media sosial.
"Sosialisasi dan kampanye harus dilakukan secara terus menerus dan berkala agar dapat efektif mengingatkan seluruh pihak mengenai pentingnya berhenti merokok,
baik bagi diri sendiri dan lingkungan terdekatnya," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa ketika seseorang merokok maka dia akan sering menyentuh bagian mulut dan wajah.
"Di saat pandemi seperti sekarang ini, sering menyentuh bagian wajah atau mulut atau hidung berpotensi dapat meningkatkan risiko tertular COVID-19, khususnya jika tangan tidak dalam kondisi bersih," katanya.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran CPNS 2021 Dibuka?, Ini Penjelasan BKN
Baca Juga: Ramaiakan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dengan Menggunakan Link Twibbon, Download Sekarang Gratis
Dia juga menambahkan bahwa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat harus terus diintensifkan hingga ke pelosok-pelosok desa.***