Gempa Bumi di Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang dan 600 Terluka

- 23 Juni 2022, 17:20 WIB
Ilustrasi kondisi rumah warga di Afganistan setelah dilanda gempa
Ilustrasi kondisi rumah warga di Afganistan setelah dilanda gempa /Pixabay/Angelo_Giordano/

Jurnal Makassar – Gempa bumi dengan magnitudo 6,1 skala Richter yang terjadi di Afghanistan menyebabkan tewasnya 1.000 orang dan lebih dari 600 orang terluka pada Rabu, 22 Juni 2022.

Dilansir dari reuters, gempa bumi di Afghanistan tepatnya terjadi sekitar 44 km (27 mil) dari kota tenggara Khost, dekat perbatasan dengan Pakistan, kata Survei Geologi AS (USGS).

Guncangan dirasakan oleh sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanistan dan India, kata Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) di Twitter.

Baca Juga: Gempa Bumi dengan Kekuatan 5,8 Magnitudo Guncang Mamuju, Tidak Berpotensi Tsunami

Data korban gempa bumi di Afghanistan diperkirakan akan bertambah seiring informasi mengalir dari desa-desa. Sementara data yang didapatkan 1.000 orang tewas dan lebih 600 orang terluka.

Rumah warga di Afghanistan tinggal puing-puing setelah kejadian gempa bumi tersebut dan mayat-mayat yang dibungkus selimut tergeletak di tanah.

Beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan dan sulit untuk dikeluarkan karena kondisi hujan lebat, tanah longsor dan letak strategis rumah warga berada di lereng-lereng bukit yang tidak dapat diakses.

"Banyak orang masih terkubur di bawah tanah. Tim penyelamat Imarah Islam telah tiba dan dengan bantuan penduduk setempat berusaha mengeluarkan korban tewas dan luka-luka," kata seorang petugas kesehatan di sebuah rumah sakit di provinsi Paktika yang dilanda gempa, dilansir dari reuters.

Baca Juga: Raisa Siap Tanding Bulutangkis Lawan Hesti Purwadinata

Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa tim penyelamat akan menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca dalam upaya dan usaha untuk memberikan bantuan dan menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing reruntuhan.

“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” kata Loretta.

Loretta menambahkan bahwa hujan yang dikombinasikan dengan gempa akan menimbulkan risiko bagi tim penyelamat karena dalam kondisi tersebut kemungkinan akan terjadinya longsor susulan.

Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pihaknya mengerahkan tim kesehatan medis dan menyediakan pasokan medis.

Baca Juga: Halmahera Barat Diguncang Gempa Magnitudo 6,0 SR, Getaran Dirasakan pada Enam Titik Lokasi

Salahuddin Ayubi seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.

"karena beberapa desa berada di daerah terpencil di pegunungan dan akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan rinciannya." kata Salahuddin Ayubi.

Sementara itu, warga yang terluka dirawat di rumah sakit Paktika. Salah satu kesaksian korban mengatakan bahwa mereka sedang tidur di dalam rumah saat terjadi gempa.

"Kami semua tidur di rumah... dan ruangan itu menimpa kami," kata Gul Faraz saat menerima perawatan luka bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah sakit di Paktika.

Beberapa anggota keluarganya telah tewas akibat bencana tersebut.

Baca Juga: Kejadian Unik: Ditemukan Makam Kuno Inca Dibawa tanah Rumah di Ibu Kota Peru, Lima

Gempa bumi yang terjadi di Afghanistan pada Rabu, 22 Juni 2022 merupakan gempa yang paling mematikan sepanjang sejarah sejak tahun 2002.***

Editor: Irsal Masudi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah