Olimpiade ke 8 Jadi Momen Penutup Karir Pesenam Legendaris Uzbekistan Oksana Chusovitina

- 2 Agustus 2021, 15:51 WIB
Oksana Oksana Chusovitina, pesenam dari Uzbekistan, mengangkat tangan ke udara untuk menandai akhir penampilannya di event Olimpade. Tokyo 2020 adalah Olimpiade-nya yang kedelapan.
Oksana Oksana Chusovitina, pesenam dari Uzbekistan, mengangkat tangan ke udara untuk menandai akhir penampilannya di event Olimpade. Tokyo 2020 adalah Olimpiade-nya yang kedelapan. /Twitter @gymnastics

Jurnal Makassar - Pesenam legendaris dari Uzbekistan, Oksana Chusovitina yang kini berusia 46 tahun mengakhiri karirnya sebagai atlet.

Ia menjadi satu-satunya pesenam wanita senior yang berlaga di delapan kompetisi olimpiade.

Oksana Chusovitina mulai mengikuti olimpiade saat usianya baru 17 tahun. Perempuan bernama lengkap Oksana Aleksandrovna Chusovitina bertanding pertama kali di olimpiade Barcelona tahun 1992.

Baca Juga: Biodata dan Profil Apriyani Rahayu Persembahkan Medali Emas untuk Indonesia Olimpiade Tokyo

Pada usia 21 tahun, Oksana Chusovitina kembali ikut Olimpiade Atlanta tahun 1996. Kemudian Olimpiade Sydney tahun 2000, Olimpiade Athena 2004, Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan terakhir Olimpiade Tokyo 2020.

Oksana Chusovitina mulai berkompetisi di tingkat internasional pada tahun 1989 dan telah berkompetisi di 16 kejuaraan dunia. Empat di antaranya adalah Asian Games, dan tiga Goodwill Games.

Pesenam senior Oksana Chusovitina telah mengantongi 13 medali dunia, termasuk olimpiade, rekor Sembilan Medali Kejuaraan Dunia dan perak di Beijing tahun 2008. Ia bahkan tercatat sebagai pesenam tertua yang meraih medali perak ketika berlaga di Asian Games tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Biodata dan Profil Greysia Polii Cetak Sejarah dan Persembahkan Medali Emas untuk Indonesia Olimpiade Tokyo

Kariernya sebagai atlet pesenam senior diakhirinya usai berkompetisi dalam dua vault selama babak kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020. Dengan perolehan skor  rata-rata 14.166. sayangnya skor tersebut belum cukup jadi tiket untuk lolos ke tahap selanjutnya.

Sambil menangis usai bertanding, ia mengusap air matanya lalu memberi tanda cinta dengan jari membentuk tanda hati kemudian melemparkan ciuman jauh kepada para pendukungnya.

Halaman:

Editor: Andi Asoka Ulfa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah