Profil R.A Kartini, Pelopor Emansipasi Wanita di Indonesia

21 April 2022, 08:53 WIB
Potret Raden Ajeng Kartini. /Instagram/@jejak_aktifis/

Jurnal Makassar – R.A Kartini atau Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat lahir di Jepara, 21 April 1879.

Gelar bangsawan Ajeng yang dipakai Kartini sebelum menikah. Setelah menikah, maka gelar bangsawan yang digunakan adalah Raden Ayu.

R.A kartini merupakan putri dari Bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.

Baca Juga: Susul Vanessa Khong, Adik Indra Kenz Resmi Ditahan Dugaan Penipuan Investasi Binomo

R.A Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Disekolah ini Kartini belajar bahasa Belanda.

R.A Kartini hanya bersekolah sampai umur 12 tahun karena menurut tradisi saat itu anak perempuan harus dipingit.

Meskipun R.A kartini berada di rumah,  ia tetap belajar dan rajin melakukan korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di Belanda.

Baca Juga: BLT UMKM Rp600 Ribu Cair April 2022, Cek Daftar Penerima BPUM di eform.bri.co.id

R.A Kartini banyak membaca Koran dan majalah. Kartini juga pernah mengirimkan beberapa tulisannya ke majalah wanita Belanda, De Hollandsche Leile.

Kartini juta membaca buku Max Havelaar dan Surat-surat cinta karya Multatuli.

Buku dari Louis Copercus , Van Eeden, dan Augusta de Witt juga dibaca oleh Kartini.

Baca Juga: Jatanras Polrestabes Makassar Minta Maaf Terkait Kegaduhan Pembubarannya

Selain itu, Kartini juga membaca roman feminis.

Berawal dari buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini kemudian tertarik dengan kemajuan berpikir perempuan Eropa.

Berdasarkan hal tersebut,  R.A Kartini memiliki keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi kala itu memiliki status sosial yang rendah.

Baca Juga: PSM Makassar Butuh Kedalaman Skuad, Wiljan Pluim Tegaskan Tak Akan Hengkang Sampai Pensiun

R.A Kartini sangat memperhatikan emansipasi wanita dan permasalahan sosial dan menilai bahwa wanita harus memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum.

Dalam surat kartini tertuang pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu. Sebagian besar surat kartini berisi tentang keinginannya agar perempuan memiliki kebebasan untuk belajar dan menuntut ilmu.

Dalam surat kartini juga terungkap keinginannya untuk melanjutkan studi di Eropa.

Baca Juga: Lirik Lagu Supermarket Flowers Lengkap dengan Terjemahan Indonesia

Akan tetapi ayahnya tidak mengizinkannya, dan pada akhirnya diperbolehkan belajar menjadi guru di Betawi.

Pada tahun 1903 Kartini dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang.

Suami Kartini mengerti keinginan dari Kartini dan diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah wanita.

Baca Juga: Sinopsis Nonton Drama Our Blues Episode 4 Pengakuan Sung Joon kepada Young Ok

Sekolah wanita yang didirikan Kartini sekarang digunakan sebagai Gedung Pramuka.***

Editor: Andi Asoka Ulfa

Tags

Terkini

Terpopuler