Taliban Hadapi Ujian Besar dalam Penyelamatan Korban Gempa Bumi Mematikan di Afghanistan

- 23 Juni 2022, 19:40 WIB
Korban Gempa Afganistan Terus Bertambah, Reruntuhan  Rumah-rumah dengan Mayat Tergeletak di Paktika
Korban Gempa Afganistan Terus Bertambah, Reruntuhan Rumah-rumah dengan Mayat Tergeletak di Paktika /Bakhtar News via Reuters/

Jurnal Makassar – Taliban menghadapi ujian besar dalam penyelamatan korban gempa bumi yang paling mematikan sepanjang sejarah Afghanistan sejak 2002.

Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi di Afghanistan menyebabkan tewasnya 1.000 orang dan lebih dari 600 orang terluka pada Rabu, 22 Juni 2022.

Dalam melakukan operasi penyelamatan akan menjadi ujian besar bagi otoritas Islam yakni Taliban yang dipimpin oleh Kementerian Pertahanan.

Baca Juga: Gempa Bumi di Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang dan 600 Terluka

Taliban adalah kelompok organisasi Islam yang mengambil alih negara Afghanistan pada Agustus tahun lalu.

Dilansir dari reuters, tim penyelamat yang dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing reruntuhan akan menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca sangat buruk, ungkap Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” kata Loretta.

Loretta menambahkan bahwa hujan yang dikombinasikan dengan gempa akan menimbulkan risiko bagi tim penyelamat karena dalam kondisi tersebut kemungkinan akan terjadinya longsor susulan.

Baca Juga: Makam Suku Inca Ditemukan di Ibukota Peru, Ini Sejarahnya Dikenal Sebagai Bangsawan Penguasa Amerika Selatan

Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pihaknya mengerahkan tim kesehatan medis dan menyediakan pasokan medis.

Salahuddin Ayubi seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.

"karena beberapa desa berada di daerah terpencil di pegunungan dan akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan rinciannya." kata Salahuddin Ayubi.

Sebagian besar kematian yang dikonfirmasi berada di provinsi timur Paktika, di mana 255 orang tewas dan lebih dari 200 terluka, kata Ayubi.

Baca Juga: Sosok Malaikha Dayanara kekaih Khalifah Nasif Pernah Ikut Audisi Miss Indonesia

Di provinsi Khost, 25 orang meninggal dan 90 orang dibawa ke rumah sakit. Menambah tantangan bagi pihak berwenang Afghanistan adalah banjir baru-baru ini di banyak daerah, yang telah memblokir jalan raya.

Afghanistan juga bergulat dengan krisis ekonomi yang parah. Banyak negara memberlakukan sanksi pada sektor perbankan Afghanistan dan memotong miliaran dolar dalam bantuan pembangunan akibat pengambilalihan Taliban tahun lalu.

Namun, bantuan kemanusiaan terus berlanjut dari badan-badan Internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diperjelas oleh seorang juru bicara kementerian luar negeri, mengatakan bahwa Taliban akan menyambut bantuan Internasional.

Presiden AS Joe Biden mengarahkan Badan Pembangunan Internasional AS dan mitra pemerintah federal lainnya, Joe Bidan meminta untuk menilai tanggapan yang dikeluarkan AS tersebut, katanya dalam White House.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan PBB sepenuhnya dimobilisasi, menilai kebutuhan dan memberikan dukungan awal.

Baca Juga: Kejadian Unik: Ditemukan Makam Kuno Inca Dibawa tanah Rumah di Ibu Kota Peru, Lima

"Kami mengandalkan masyarakat internasional untuk membantu mendukung ratusan keluarga yang terkena bencana terbaru ini. Sekarang saatnya untuk solidaritas," katanya dalam sebuah pernyataan. ***

 

 

Editor: Irsal Masudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah