Network
Jurnal Makassar - Simak penjelasan dr. Zaidul Akbar tentang bahaya meniup makanan saat panas.
Selain itu, ada juga penjelasan singkat dari dr. Zaidul Akbar mengenai bahaya makan makanan yang panas.
Melalui video kanal Youtube Bisikan.com, dr. Zaidul Akbar menguraikan beberapa alasan mengapa meniup makanan saat panas itu berbahaya.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Efek Buruk Jika Sering Minum Air Es, Salah Satunya Menggerus Ginjal
Pertama-tama, di dalam video tersebut, dr. Zaidul Akbar mengatakan kalau makanan-makanan yang ditiup saat panas akan mengalami perubahan reaksi gas.
"Jadi muncul CO2 ketika uapnya itu ketemu dengan oksigen atau apa itu, nanti bisa berubah menjadi bagian dari makanan itu dan itu tidak baik bagi kesehatan," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari sisi perubahan struktur gasnya, bahwa makanan yang baik itu memang tidak boleh dalam kondisi panas.
Selain daripada itu, menurutnya, makanan panas juga bisa merusak mukosa mulut yang merupakan bagian mulut yang lembut.
Apa yang dimaksud mukosa adalah bagian langit-langit di dalam mulut yang merupakan kulit yang strukturnya bisa berubah jika terkena panas.
Oleh karena itu, dr, Zaidul Akbar mengatakan bahwa jika seseorang terlalu sering makan, hal tersebut bisa memicu kanker.
Dalam penjelasannya selanjutnya, dr. Zaidul Akbar juga menyinggung tentang kebiasaan banyak orang yang suka makan bakso dengan kuah panas dan dimasukkan ke dalam plastik.
"Seram loh itu, panas ketemu plastik, meskipun plastiknya food great," ungkapnya.
Bahkan, selain contoh sebelumnya. dr. Zaidul Akba juga menyarankan untuk mengurangi menggunakan botol-botol minuman plastik.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Cara Mengatasi Perut Buncit Tanpa Harus Olahraga, Waspada Vitalitas Menurun
Ia memaparkan bahwa botol berisi air yang demikian apabila terkena panas matahari akan menimbulkan banyak masalah kesehatan.
"Banyak sih yang harus kita ubah kalau kita mau ubah," ujarnya.
Oleh karena itu, dr. Zaidul akbar menjelaskan hikmah atau pelajaran, bahwa makan makanan panas bisa mempengaruhi atau menambahkan zat yang tidak penting dalam makanan.***
