Diperingati 11 Maret 2021 Mendatang, Ini Penjelasan Tentang Isra Mi’raj

- 8 Maret 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi Isra' Mi'raj.
Ilustrasi Isra' Mi'raj. /Pixabay / xusenru

Jurnal Makasar – Umat Muslin diseluruh penjuruh dunia akan merayakan momen Isra Mi’raj, peringatannya akan jatuh pada 11 Maret 2021 mendatang.

Tapi apakah sudah mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Isra Mi’raj?

Isra adalah sebuah peristiwa ketika Allah memperjalankan Nabi Muhammad ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina, dari Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.

Baca Juga: Kembali Nahkodai Barcelona, Joan Laporta Messi Masih Bertahan

Sementara Mi’raj adalah dinaikkannya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, melintasi langit-langit, ke Sidrah al-Muntaha—sebuah tempat yang tidak dapat dijangkau nalar dan pengetahuan manusia, jin, dan bahkan malaikat sekali pun.

Melansir nuonline, Isra Mi’raj dituliskan menjadi salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam.

Karena dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad mendapatkan wahyu tentang pensyariatan shalat lima waktu, memperoleh keistimewaan dari Allah untuk melakukan perjalanan mulia bersama Malaikat Jibril, bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, melihat surga dan negara, dan juga ‘berjumpa’ dengan Allah.

Baca Juga: Diperiksa Psikolog, Mahasiswi Pelaku Penikam Selebgram Disebut Korban

Untuk lebih jelasnya, berikut hal-hal menarik di balik Isra Mi’raj:

Ada perbedaan pendapat di antara para ulama atau ahli sejarah terkait dengan tanggal dan tahun kejadian Isra Mi’raj.

Menurut at-Thabari, Isra Mi’raj terjadi pada tahun ketika Allah memuliakan Nabi Muhammad dengan risalah kenabian.

Ada juga yang berpendapat bahwa Isra Mi’raj berlangsung pada tahun kelima kenabian (an-Nawawi dan al-Qurthubi), malam tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian (al-Allamah al-Manshurfuri), enam bulan sebelum hijrah atau bulan Muharram tahun ke-13 kenabian, dan setahun sebelum hijrah atau bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-13 kenabian.

Baca Juga: KFC Sediakan Hadiah Bucket Ayam di Peringatan Hari Perempuan Internasional, Cek Faktanya

Sementara menurut riwayat Ibnu Sa’ad, peristiwa agung tersebut terjadi 18 bulan sebelum hijrah. Syekh Syafiyyurrahman al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah (2012) menyebut, tiga pendapat pertama—at-Thabari, an-Nawawi dan al-Qurthubi, serta al-Manshurfuri- tertolak karena Sayyidah Khadijah meninggal pada tahun ke-10 kenabian.

Alasannya, hingga Sayyidah Khadijah meninggal belum ada kewajiban shalat lima waktu.

Terlepas dari perbedaan tersebut, pendapat yang paling populer dan kuat adalah Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Pada tanggal ini, setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia memperingati Isra Mi’raj.

Baca Juga: Ada Perubahan Jadwal Libur Bulan Maret 2021, Catat Tanggalnya

Merujuk buku Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga (Said Bakdasy, 2015), Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad dan ‘membersihkan’ hatinya dengan air zamzam sebanyak empat kali.

Pertama, saat Nabi Muhammad berusia empat tahun dan masih tinggal bersama dengan ibu susunya, Sayyidah Halimah as-Sa’diyah, di kampung Bani Sa’d.

Kedua, ketika Nabi Muhammad berusia 10 tahun. Dada Nabi Muhammad dibelah lagi saat usianya mendekati usia taklif (mukallaf). Hatinya dibersihkan Jibril dengan air zamzam agar tidak tercampur dengan hal-hal yang dapat membuat seorang pemuda cacat.

Baca Juga: AHY Minta ke Kemenkumham Batalkan Hasil KLB Demokrat di Deli Ditolak

Ketiga, ketika Jibril membawa wahyu pengangkatan nabi atau saat usia Nabi Muhammad 40 tahun. Hikmah di balik pembelahan ketiga ini adalah agar Nabi Muhammad mampu menerima wahyu dengan hati yang kuat, bersih, dan diridhai.

Keempat, ketika Isra Mi’raj. Sesuai dengan salah satu hadits riwayat Bukhari, Jibril membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkan hatinya—agar dipenuhi dengan iman- sesaat sebelum peristiwa Isra Mi’raj.

Ada tiga pendapat berbeda mengenai bagaimana Nabi Muhammad di-Isra Mi’raj-kan oleh Allah. Pertama, Nabi Muhammad menjalani Isra Mi’raj hanya dengan rohnya saja. Dalam Sejarah Hidup Muhammad (Muhammad Husain Haekal, 2013), mereka yang berpendapat seperti ini berpegang pada keterangan Ummu Hani/Hindun binti Abi Thalib.

Baca Juga: Women's Day, Fatmawati Rusdi Komitmen Perjuangkan Kesetaraan Gender

Diriwayatkan, pada saat terjadi Isra Mi’raj, Nabi Muhammad tengah berada di rumah Ummu Hani’. Nabi tidur setelah mengerjakan shalat akhir malam. Sebelum shubuh, Nabi membangunkan Ummu Hani’.

Kemudian setelah melaksanakan ibadah pagi, Nabi Muhammad menceritakan bahwa dirinya ke Masjidil Aqsa dan shalat di sana, sesaat setelah shalat akhir malam.

Mereka juga mendasarkan pada perkataan Sayyidah Aisyah dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan terkait dengan Isra Mi’raj Nabi hanya dengan rohnya saja.

Baca Juga: Kelanjutan Pembangunan Stadion Mattoanging Belum Jelas

Kedua, Isra Nabi dengan jasad dan roh, sementara Mi’raj dengan roh. Landasan mereka berpendapat bahwa Nabi ber-Isra dengan jasad adalah cerita Suraqah dan sebuah kafilah lain.***

Editor: Aan Ariska Febriansyah

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x