Valentino 'Jebret' Mundur Sebagai Komentator BRI Liga 1 Pasca Tragedi Kanjuruhan Malang

3 Oktober 2022, 13:04 WIB
Keputusan Valentino Jebret mundur dari host dan komentator BRI Liga 1 musim 2022-2023 //Tangkap layar Instagram/@radotvalent

Jurnal Makassar - Imbas tragedi Kanjuruhan Malang, komentator BRI Liga 1 Valentino 'Jebret' pamit undur diri.

Valentino 'Jebret' Simanjuntak merupakan seorang host dan komentator di event sepakbola nasional BRI Liga 1.

Pasca tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan banyak korban jiwa, komentator Valentino 'Jebret' Simanjuntak menyatakan diri untuk mundur dari bagian sepakbola Indonesia.

Baca Juga: Mesut Ozil Hingga Klub Liga Inggris Turut Belasungkawa Atas Tragedi Kanjuruhan Sepakbola Indonesia BRI Liga 1

Mundurnya Valentino 'Jebret' diumumkan melalui unggahan Instagram pribadinya @radotvalent sebagai komentator BRI Liga 1.

"Saya menyampaikan pengunduran diri sebagai Host dan Komentator program BRI Liga 1 2022/2023 terhitung sejak 2 Oktober 2022," tulisnya.

Sebagai insan yang merupakan bagian dari sepakbola nasional Indonesia, tragedi Kanjuruhan membuat dirinya merasa terpukul hingga memutuskan untuk pamit undur diri.

Baca Juga: Enaldi Terpilih Jadi Ketua Formaster Sulselbar-Malang

"Saya sebagai bagian insan sepakbola nasional merasa prihatin dan sedih yang mengakibatkan semangat/hasrat untuk berpartisipasi dalam program BRI Liga 1 2022/2023 sudah pada titik terendah dalam karier saya sebagai host dan komentator program sepakbola nasional," tulis Valentino Jebret.

"Hilangnya semangat tersebut akan berdampak pada kontribusi saya yang tidak akan lagi memberikan hal yang maksimal seperti yang telah saya berikan sebelumnya," tambahnya.

Kerusuhan yang menewaskan 125 jiwa bermula saat suporter memasuki lapangan pertandingan pasca pertandingan usai Arema FC kalah di kandang sendiri melawan Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, PSSI Hukum Arema FC Tak Bisa Gunakan Stadion di Sisa Laga Kompetisi BRI Liga 1

Kondisi yang tidak kondusif dan kian memanas membuat aparat kepolisian menembakkan gas air mata hingga situasi stadion terjadi huru-hara.

Suporter yang menyelamatkan diri ke pintu stadion dan terjebak mengakibatkan kekurangan oksigen dan sesak nafas hingga menyebabkan kematian.

Berlari akibat tembakan gas air mata dan terjebak di titik tersebut membuat suporter Arema FC dan sepakbola Indonesia tewas dalam peristiwa itu.

Baca Juga: Bukan Bentrok Antar Suporter, Tragedi Kanjuruhan Telan Ratusan Korban Nyawa Diduga Atas Tembakan Gas Air Mata

Hingga kini, menurut data kepolisian RI, jumlah yang meninggal dunia sebanyak 125 akibat tragedi Kanjuruhan.***  

Editor: Irsal Masudi

Tags

Terkini

Terpopuler