Moeldoko Ketum Demokrat versi KLB Sumut, SBY Kecewa Berat Karena Sempat Percaya

6 Maret 2021, 09:16 WIB
Kolase potret Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Moeldoko. /Pikiran Rakyat/

Jurnal Makassar - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko didapuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Konferensi Luar Biasa Sumatera Utara.

Menanggapi hal tersebutKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa kecewa berat dengan Moeldoko.

SBY juga menyebut, telah bersalah lantaran dulu sempat memberikan kepercayaan dan jabatan Panglima TNI.

Baca Juga: Sepekan Nurdin Abdullah Ditahan KPK, Mega Proyek Dihentikan Hingga Karangan Bunga di Rumah Jabatan

Menurut SBY Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam bahkan dengan tangan dinginnya melakukan kudeta kepemimpinan merupakan sikap yang tidak terpuji.

"Jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," kata SBY, di Puri Cikeas, Jumat, 5 Maret 2021.

Ia menambahkan, selama memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia, dirinya, tidak pernah memiliki niat untuk merebut partai orang lain.

Baca Juga: Hasil KLB Partai Demokrat Menetapkan Moeldoko jadi Ketua Umum

Berkenaan dengan kudeta yang dilakukan oleh Moeldoko melalui KLB versi Sumut tidak sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku.

“Dengan begitu, KLB tersebut bener-bener tidak sah bahkan ilegal,” ujarnya.

SBY mengaku dari pihak Moeldoko telah merubah AD ART Partai Demokrat untuk kemudian menjadikannya sebagai ketua umum untuk menggantikan posisi AHY.

Baca Juga: Myanmar Memanas, Kedutaan Indonesia Imbau WNI Berdiam di Rumah dan Buka Kontak Informasi

"Sebelum mengangkat KSP Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat ilegal AD dan ART diubah dan diganti dengan AD/ART versi Deli Serdang sehingga pengobatan Moeldoko dianggap sah. Pertanyaannya? apa bisa begitu?" tutur SBY.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versi Kongres ke-5 menyatakan Moeldoko mencoba mengambil alih kepemimpinan partai yang sah dengan cara-cara yang inkonstitusional.

Tidak hanya itu, AHY juga menyebutkan pengambilalihan posisi ketua umum yang dilakukan Moeldoko ini jauh dari moral dan etik politik.

Baca Juga: Penerimaan Maba UMI Resmi Dibuka, Ada Kelas Internasional Juga. Begini Cara Daftarnya

AHY menilai, pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh Moeldoko semata hanya untuk kepentingan pribadinya.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul “Soal Kudeta Demokrat, SBY Merasa Malu Sempat Berikan Moeldoko Jabatan Panglima TNI”.*** (Amir Faisol/Pikiran-Rakyat)

Editor: Aan Febriansyah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler