Hacker LockBit Minta Tebusan ke BSI 20 Juta Dollar, Data Nasabah Terancam Disebarkan

- 17 Mei 2023, 06:30 WIB
Hacker Lockbit minta tebusan 20 juta dollar ke BSI, dan mengancam sebarkan data nasabah
Hacker Lockbit minta tebusan 20 juta dollar ke BSI, dan mengancam sebarkan data nasabah /Pixabay/

Jurnalmakassar.com-- Terungkap mengapa layanan BSI Mobile masih mengalami masalah hingga saat ini. Ternyata, masalah ini disebabkan oleh serangan dari hacker LockBit.

Hacker LockBit diduga telah berhasil meretas jutaan data nasabah BSI. Mereka bahkan telah menyebarkan data tersebut di dark web atau pasar gelap internet.

Selain itu, hacker LockBit juga menuntut uang tebusan hingga 20 juta dolar AS dan melakukan negosiasi dengan pihak BSI.

Baca Juga: Buntut Penolakan UAS, Hacker Indonesia Jebol Situs Singapura

Informasi ini diungkapkan oleh akun Twitter Fusion Intelligence Center dengan nama @DarkTracer atau @darktracer_int.

Akun itu telah mengungkapkan bahwa kelompok ransomware LockBit adalah pihak yang telah meretas layanan perbankan BSI saat ini.

"Kelompok ransomware LockBit juga telah mempublikasikan log percakapan terkait negosiasi dengan BSI. Mereka menuntut jumlah tebusan sebesar 20 juta dolar AS (sekitar 295.619.469.026 Rupiah)," tulis akun Twitter tersebut.

Namun, pihak BSI telah mengumumkan bahwa data nasabah BSI dalam kondisi aman.

Baca Juga: 2 Cara Keluar dari Grup WhatsApp tanpa Diketahui Anggota WA Lainnya

Corporate Secretary BSI, Gunawan A. Hartoyo, mengomentari isu tersebut terkait serangan hacker LockBit.

Kata dia, terkait isu serangan siber, BSI mengharapkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang tengah beredar, dan selalu melakukan verifikasi ulang pada informasi tersebut.

Gunawan menegaskan, bahwa data dan dana setiap nasabah akan tetap aman.

Lalu, siapakah sebenarnya hacker LockBit ini? Kelompok ini dikenal sebagai kelompok hacker yang paling aktif dan berbahaya dalam melancarkan serangan ransomware.

Baca Juga: Bank OCBC NISP Bersama OCBC Grup Selenggarakan ONe Connect Series: Chinese Tech in Indonesia

Menurut laporan The Guardian, kelompok hacker LockBit adalah kelompok peretas yang juga menjual jenis malware (ransomware) kepada pihak lain untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Hal ini dikenal sebagai Ransomware as a Service (RaaS).

"Tren yang kami lihat adalah geng ransomware yang menggunakan 'model afiliasi', di mana mereka menjual akses ke jenis malware ini di dark web dengan imbalan pembayaran, seringkali dalam bentuk mata uang kripto," ungkap Toby Lewis, Kepala Analisis Ancaman Global di Darktrace, perusahaan keamanan siber Inggris.

Tidak hanya itu, operator peretas LockBit tidak hanya mengenkripsi file, tetapi juga melakukan pemerasan ganda dengan mencuri data dan mengancam akan merilisnya secara online.

Baca Juga: Syarat Mengajukan KUR Bank BRI, Kredit Hingga Rp500 Juta Ini Keuntungan dan Persyaratannya

Banyak anggota kelompok ransomware Hacker LockBit meminta tebusan dalam bentuk pembayaran kripto, seperti Bitcoin, dan aset digital lainnya.

Oleh karena itu, BSI telah mengambil langkah-langkah pencegahan dengan memperkuat sistem keamanan teknologi informasi untuk melindungi data dari gangguan, dengan peningkatan proteksi dan ketahanan sistem.

Selain itu, BSI juga telah melakukan investigasi internal dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan instansi lainnya.***

Editor: Izzati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah