Status Anak Gunung Karakatau Level 3, BMKG: Waspada Tsunami

- 26 April 2022, 10:48 WIB
Anak Gunung Krakatau terjadi erupsi | Screenshot | Instagram ca_cal | Krakatau_ca_cal
Anak Gunung Krakatau terjadi erupsi | Screenshot | Instagram ca_cal | Krakatau_ca_cal /

Jurnal Makassar - Akibat erupsi yang terjadi secara terus-menerus pada Anak Gunung Krakatau kini BMKG meningkatkan level aktivitasnya dari level II menjadi level III (Siaga) pada 24 April 2022 pukul 18:00 Sore.

Anak Gunung Krakatau adalah salah satu gunung yang berada di kawasan Selat Sunda,  Provinsi Lampung dengan ketinggian 150 mdpl.

Anak Gunung Krakatau ini memiliki karakter letusan erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusan berkisar antara 1-6 tahun.

Baca Juga: Jadwal Operasional Layanan Terbatas bank BRI Selama Libur Lebaran Idul Fitri 2022

Erupsi Anak Gunung Krakatau menghasilkan muntahan abu vulkanik dan lava pijar serta aliran lava.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi,  Klimatologi,  dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada terhadap status Anak Gunung Krakatau yang kini telah memasuki level 3.

Artinya masyarakat diminta untuk waspada terhadap kemungkinan tsunami terutama pada malam hari.

Baca Juga: Akun YouTube Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Diretas Orang Tak Dikenal dan Sempat Berganti Nama

Hal Ini juga disampaiakan oleh Kepala BMKG,  Dwikorita Karnawati melalui konferensi Pers tantang perkembangan Anak Gunung Krakatau pada Senin 25 April 2022.

Dia menyampaikan masyarakat untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi/tsunami terutama di malam hari.

"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK)  dari level II ke level III yang disampaikan oleh PV/MBG-Badan Geologi,  maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi/tsunami terutama di malam hari,  sesuai informasi yang disampaikan oleh BMKG", Kata Dwikora membacakan perkembangan status Anak Gunung

Krakatau dalam Konferensi Pers tersebut.
Ia juga membeberkan alasan mengapa masyaralat perlu waspada di malam hari sebab saat malam hari sulit untuk melihat secara visual adanya gelombang tinggi.

Baca Juga: Tri Suaka dan Zinidin Zidan Klarifikasi, Tidak Berniat Seperti yang Dituduhkan

"Kenapa terutama di malam hari? Karena di malam hari sulit untuk bisa melihat apa-apa,  melihat secara visual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai", ungkap Dwikora Karnawati.

Selain itu Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia,  Gegar S Prasetyo kuga mengingatkan jika secara historis Anak Gunung Krakatau pernah memberikan tsunami sehingga wajar untuk waspada terhadap potensi tsunami kedepannya.

Tsunami Selat Sunda pada tahun 2018 sebelumnya dikarenakan oleh adanya longsor bawah laut akibat erupsi dari Anak Gunung Krakatau sehingga penting waspada dengan kemungkinan yang akan terjadi.

Kembali pada hasil konferesi pers tersebut Dwikora juga menyampaikan agar masyarakat tidak terpancing atas isu yang tidak bertanggung jawab dan informasi yang diperolehan dipercaya hanya bersumber dari PV/BMKG-Badan Geologi.

Selain itu ia juga mengatakan jika masyarakat perlu waspada bukan evakuasi,  artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiap siagaan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu PV/MBG.*

Editor: Andi Asoka Ulfa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah