Jurnal Makassar – Taliban menghadapi ujian besar dalam penyelamatan korban gempa bumi yang paling mematikan sepanjang sejarah Afghanistan sejak 2002.
Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi di Afghanistan menyebabkan tewasnya 1.000 orang dan lebih dari 600 orang terluka pada Rabu, 22 Juni 2022.
Dalam melakukan operasi penyelamatan akan menjadi ujian besar bagi otoritas Islam yakni Taliban yang dipimpin oleh Kementerian Pertahanan.
Baca Juga: Gempa Bumi di Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang dan 600 Terluka
Taliban adalah kelompok organisasi Islam yang mengambil alih negara Afghanistan pada Agustus tahun lalu.
Dilansir dari reuters, tim penyelamat yang dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing reruntuhan akan menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca sangat buruk, ungkap Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” kata Loretta.
Loretta menambahkan bahwa hujan yang dikombinasikan dengan gempa akan menimbulkan risiko bagi tim penyelamat karena dalam kondisi tersebut kemungkinan akan terjadinya longsor susulan.