Network
Jurnal Makassar – Tradisi Ma’burasa adalah tradisi lokal masyarakat Bugis dan Makasar yang berarti burasa’, biasanya terjadi ketika menjelang Idul Fitri 2022.
Ma’burasa (burasa) merupakan salah satu kuliner tradisional yang terbuat dari beras dan santan kemudian ditambahkan dengan sedikit garam lalu dibungkus dengan daun pisang dan diikat lalu dikukus selama 8 jam.
Tradisi Ma’burasa merupakan makanan wajib yang selalu ada dalam perayaan lebaran dan disajikan kepada handai taulan yang datang massiara’ (berkunjung).
Walaupun demikian, tradisi Ma’burasa tidak hanya dilakukan menjelang Idul Fitri 2022, namun acara adat keagaam lainnya hingga hajatan dan bekal untuk bepergian.
Tradisi Ma’burasa menjelang hari H-1 Idul Fitri 2022 menjadi kegiatan yang rutin dilakukan bersama keluarga Bugis-Makassar.
Berdasarkan keterangan Peneliti BPNB Sulsel Rismawidiawati dilansir melalui kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel menuliskan jika ibu dan tetangga biasanya membungkus burasa’ secara bersama-sama di teras rumah dan memasaknya menggunakan panci dari tanah liat.
“Saya ingat ketika kecil, ibu dan tetangga terdekat yang juga keluarga (sepupu dan tante) biasanya membungkus burasa’ secara bersama-sama di teras rumah. Setelah itu, mereka memasak burasa’ dengan membuat tungku api di halaman rumah panggung dengan memasak menggunakan panci yang terbuat dari tanah liat. Proses memasak burasa’ cukup lama yaitu sampai 8 (delapan) jam,” ujar Rismawidiawati.
Tradisi Ma’burasa memiliki makna nilai solidaritas dan kekeluargaan yang kuat, terbukti selama lebaran masyarakat di kampung saling membagi burasa’.
