Kisah Heroik Sultan Hasanuddin Tak Gentar Saat Makassar Diminta Belanda Tunduk

- 2 November 2021, 19:34 WIB
Gambar Kisah Heroik Sultan Hasanuddin Tak Gentar Saat Makassar Diminta Belanda Tunduk
Gambar Kisah Heroik Sultan Hasanuddin Tak Gentar Saat Makassar Diminta Belanda Tunduk /

Jurnal Makassar - Berikut ini penjelasan Kisah Heroik Sultan Hasanuddin Tak Gentar Saat Makassar Diminta Belanda Tunduk.

Sebelum ke kisah heroiknya, perlu diketahui Sultan Hasanuddin sosok pahlawan nasional Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Sosok Sultan Hasanuddin yang lahir pada tanggal 12 Januari 1631, juga merupakan Raja Gowa generasi ke-15.

Baca Juga: Akses Bandara Sultan Hasanuddin Diperketat, Surat-surat Kendaraan Diperiksa Petugas

Saat dilahirkan, Sultan Hasanuddin memiliki nama lahir asli bahasa Makassar I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

Nama Sultan Hasanuddin diberikan oleh Qadi Islam Kesultanan Gowa yakni Syeikh Sayyid Jalaludin bin Muhammad Bafaqih Al-Aidid.

Seorang mursyid tarekat Baharunnur Baalwy Sulawesi Selatan sekaligus guru tarekat dari Syeikh Yusuf dan Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin diangkat menjadi Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.

Baca Juga: PSM Makassar Menang Atas Persita Tangerang Paruh Pertama BRI Liga 1

Sultan Hasanuddin wafat di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun.

Saat ini, makam Sultan Hasanuddin di makamkan di Kabupaten Gowa, tetapnya di daerah Katangka, dan letaknya tidak jauh dari Kantor bupati.

Awal kisah heroikk Sultan Hasanuddin dimulai pada tahun 1660, di mana pada tahun tesebut sedang gencarnya peperangan antara kerajaan Gowa dengan pemerintahan VOC.

Pemerintahan Belanda saat menyerang kerajaan Gowa dibantu oleh kerajaan Bone yang sudah ditaklukan oleh Belanda.

Baca Juga: Wakil Dekan FISIP Unismuh Makassar Jabat Wakil Ketua Umum Masika ICMI Nasional

Pada saat peperangan raja dari Kerajaan Bone wafat dalam pertempuran. Pada saat Belanda menuntut agar Makassar tunduk, Sultan Hasanudin memberikan jawaban yang mengejutkan.

"Tuntutan tuan itu amat bertentangan dengan kehendak Allah! Allah yang mengadakan dunia ini supaya sekalian manusia sama berbahagia."

"Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau yang jauh dari tempat bangsa tuan itu hanya untuk perdagangan tuan." kata Sultan Hasanuddin seperti tertera dalam buku "Sejarah Umat Islam" karya Prod Dr Hamka yang diterbitkan oleh Pustaka Nasional PTE LTD Singapura.

Peperangan berakhir damai tetapi tak berlangsung lama Sultan Hasanuddin melawan kembali pemerintahan Belanda karena merasa dirugikan.

Baca Juga: Dekan FKIP Unismuh Makassar jadi Narasumber Madrasah Politik Pemuda Muhammadiyah

Belanda marah besar dan akhirnya mengirim pasukan yang lebih banyak ke Kerajaan Gowa. Pertempuran tersebut dipimpin oleh panglima Belanda yang bernama Cornelis Spellman.

Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan dan akhirnya memutuskan untuk menandatangani Perjanjian Bongaya.***

Editor: Aan Ariska Febriansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x