Tidak Seperti Moeldoko, Gatot Nurmantyo Enggan Kudeta AHY Meski Dapat Tawaran

7 Maret 2021, 15:24 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. /Puspa Perwitasari/ANTARA

Jurnal Makassar - Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternya sudah lama digalakkan.

Hal itu diungkapkan mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo melalu video yang beredar berdurasi 2:13 menit.

Dalam video tersebut Gatot menceritakan pengalaman dirinya saat diajak sekelompok orang untuk melakukan kudeta terhadap AHY.

Baca Juga: Fakta Baru Mahasiswi yang Bunuh Selebgram, Sudah Alami Hal Ini Sejak Sekolah

Menurut Gatot, dirinya ditawarkan posisi ketua umum partai Demokrat menggantikan AHY.

“Siapa sih yang nggak mau, partai yang besar, 8 persen yah, pernah menangkan presiden. Ada juga sih yang datang ke saya. Ngajak. Menarik juga,” kata Gatot di Jakarta, saat podcast dengan Arif FNN Jumat kemarin, dan dikutip pada Minggu 7 Maret 2021.

Gatot menceritakan, pertemuannya dengan sekolompok orang tersebut sudah menyusun rencana untuk mengkudeta AHY. Salah satu langkah yang ditawarkan adalah usung mosi tidak percaya terhadap AHY.

Baca Juga: Brendan Rodger Beberkan Kemenangan Leicester City Taklukkan Brigthon

“Mereka mengatakan, untuk melakukan itu mudah, yakni melakukan mosi tidak percaya kepada AHY sampai AHY turun. Setelah AHY turun, barulah bapak yang menggantikannya,” jelas Gatot.

Hanya saja, Gatot yang notabenenya menjujung tinggi nilai moralitas dan kepemimpinan dalam militer ia menolak tawaran tersebut.

Sikap penolakan Gatot untuk mengkudeta AHY karena Gatot mengingat jasa mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap dirinya.

Baca Juga: Profil Singkat Filicia Tissue, Mantan Kekasih Kaesang Pangarep

Setelah mendengar penjelasan dari mereka–pihak yang mau kudeta AHY–itu, lalu, kata Gatot, untuk menggulingkan AHY, dia tidak mau lakukan karena bertentangan nilai-nilai moral.

“Untuk naik bintang satu dan dua, mungkin itu biasalah. Tapi pada saat naik bintang tiga, itu Presiden pasti tahu. Kemudian untuk dapatkan jabatan Pangkostrad, pasti presidennya tahu, apalagi presiden waktu itu tentara, Pak SBY, karena itu tidak sembarang,” ujarnya.

Lalu Gatot pun menceritakan, saat dirinya menjabat Pangkostrad. Ia dipanggil Presiden SBY ke Istana. Saat itu, kata Gatot, Presiden SBY mengatakan kepada dia, “Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat.”

Baca Juga: Profil Nadya Arifta, Kekasih Kaesang Pangarep Setelah Putus dari Filicia Tissue

Mendapat perintah tersebut, Gatot pun menyampaikan terima kasih dan mengatakan kepada Presiden, ia siap melaksanakan tugas dan mempertanggungjawabkannya.

Menurut Gatot, pesan Presiden SBY kepada dirinya saat itu, “Laksanakan tugasmu, cintai prajuritmu dan keluarganya dengan segenap hati dan pikiranmu,” kata SBY seperti yang ditirukan Gatot.

Lebih lanjut, Gatot menjelaskan, bahwa saat dia menjadi KASAD, Presiden SBY tidak pernah menitip-apa-apa kecuali meminta Gatot untuk mencintai prajurit TNI dan keluarga mereka.

Ia juga menjelaskan, bahwa dirinya dibesarkan oleh dua orang presiden, yakni SBY dan Jokowi. SBY yang mengangkat dia jadi KASAD dan Jokowi yang mengusulkannya menjadi Panglima TNI.

Baca Juga: Kaesang Putus dengan Felicia Tissue, Janji Menikah Ditagih Ibu Mantan Pacar

“Lalu apakah saya harus tega membalasnya dengan mendongkel anaknya. Apa yang akan saya contohkan pada anak saya. Nanti mereka bilang, ih itu nggak tahu diri, sudah dijadikan KASAD, terus anaknya dia congkel untuk gantiin agar dapat yang lebih besar lagi,” ujar Gatot.

Gatot lalu meminta mereka berhenti membujuknya untuk menggantikan AHY dengan cara-cara kotor dan tak bermoral.

“Saya minta berhenti bicara soal itu, saya katakan kepada mereka kalau tidak setuju dengan cara yang tidak terpuji itu,” ujar Gatot.***

Editor: Irsal Masudi

Tags

Terkini

Terpopuler