Aktivis Dakwah Jangan Anti TikTok, Aab Elkarimi: Potensi Besar Menyebar Kebaikan

7 Januari 2022, 18:10 WIB
Ilustrasi TikTok./ pixabay /

Jurnal Makassar - TikTok menjadi media sosial dengan perkembangan yang sangat fantastis di Playstore, TikTok menjadi aplikasi ketiga terbanyak yang diunggah.

Sementara di App Store, TikTok menjadi aplikasi terbanyak diunggah. Namun jika dirata-ratakan, TikTok adalah aplikasi terbanyak selama 2021 berdasarkan survei dari SensorTower.

Lonjakan pengguna TikTok luar biasa, sayang jika tidak dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan.

Baca Juga: Hore! Dana KJP Plus Tahap 2 Cair Januari 2022, Simak Informasi Ini

Pembahasan tentang TikTok sebagai sarana penyebar kebaikan, terungkap dalam suatu webinar yang bertajuk Workshop 1000 TikToker #Penyerukebaikan pada Minggu, 2 januari 2022.

Dalam webinar tersebut, hadir Aab Elkarimi sebagai penggagas gerakan 1000 TikToker #penyerukebaikan.

Aab sendiri mengaku awalnya tidak terlalu peduli dengan TikTok karena di dalamnya kebanyakan berisi konten joget yang kurang bermanfaat.

Baca Juga: Hadapi Persita Tangerang, Duet Maut David da Silva dan Bruno Cantanhede Ajang Pembuktian di Persib Bandung

“Lima tahun lalu TikTok masih sering dibully. Ya, pakai TikTok, untuk apa? Isinya hanya bocil yang joget-joget. Tetapi saya salah. TikTok sekarang sudah berubah,” ungkap TikToker yang memiliki 186 ribu followers itu.

Belajar dari Walisongo

Aab mengajak peserta webinar untuk belajar dari walisongo. Mengapa dakwah mereka dulu meneyebar pesat dan diterima masyarakat?

“Karena mereka (walisongo) melakukan pendekatan budaya yang sedang viral pada saat itu. Misalnya lewat golek, gamelan, mengubah gapura menjadi gufaro, dan sebagainya,” ungkap Content Creator yang memiliki akun @aabelkarimi.

Baca Juga: Nyiyir di Lokasi Formula E, Giring Dapat Kritikan Pedas dari Netizen

Berarti aktivis dakwah hari ini juga harus peka dengan perubahan. Berusaha untuk mengidentifikasi apa yang sedang “in” atau “ngehit” hari ini.

Kalau hari ini banyak orang berkumpul di TikTok, terutama anak muda, maka jadikanlah TikTok sebagai sarana menyeru kebaikan.

Dakwah Kreatif, sebab Pintar Saja tidak Cukup

Dakwah hari ini tidak bisa hanya mengandalkan pengetahun semata. Pendakwah harus punya kekuatan lain, yaitu kekuatan kreatifitas. Aritnya pesan-pesan dakwah harus dikemas dengan gaya yang kreatif.

“Dulu orang yang tahu banyak pasti menang. Sekarang semuanya buyar. Karena hari ini kita mengalami keberlimpahan informasi,” kata Aab.

Baca Juga: BERUNTUNG, Ibu Hamil Dapat Bantuan BLT 2022 Klaim Dana Hingga Rp3 Juta, Daftar Melalui Link Ini

Hari ini juga Asia mengalami kebangkitan. Dunia melirik kepada Asia. Karena di Asia banyak orang pintar dan siap dibayar lebih murah daripada di Eropa, misalnya. Jadi mengandalkan kepintaran saja akan terancam.

Dakwah pun begitu, jika hanya mengandalkan pengatahuan tanpa sentuhan kreatifitas, lambat laun akan ditinggal.

Aab selanjutnya berpesan, kalau menginstal TikTok sekadar untuk ditonton saja, di-scroll-scroll belaka, lebih baik tidak usah. Tetapi kalau menginstal TikTok untuk dijadikan sarana penebar kebaikan, ayo lanjutkan.

Saat ini Aab bersama ratusan TikToker penyeru kebaikan lainnya, sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan tagar #penyerukebaikan. Hingga kini tagar #penyerukebaikan telah memiliki 32 juta views.

Baca Juga: Langkah Cepat Daftar Penerima Kartu Sembako/BPNT Cair 18,8 Juta Keluarga di DTKS Kemensos 2022

“Kita targetkan semakin banyak TikToker penyeru kebaikan. Dan tagar #penyerukebaikan bisa sampai 100 juta views,” unkapnya.

Bagaimana, tertarik untuk ikut dalam kampanye TikToker #penyerkebaikan? Follow TikToker yang tergabung di dalamnya.***

Editor: Irsal Masudi

Tags

Terkini

Terpopuler