Kesulitan Menumbuhkan Janggut, Dianggap Kurang Jantan, Begini Penjelasannya!

- 28 Februari 2021, 12:07 WIB
Ilustrasi janggut, kumis.
Ilustrasi janggut, kumis. /Pexels/cottonbro/

Jurnal Makassar – Bagi pria, janggut merupakan ciri khas dirinya. Malah ada juga yang berpendapat, bahwa janggut merupakan sisi kejantanan seorang pria.

Namun, tak sedikit pria mengalami kesulitan untuk menumbuhkan janggutnya. Untuk beberapa penumbuh janggut, lebih sulit menumbuhkan rambut wajah daripada yang lain.

Dokter kulit di Wake Forest Baptist Health di Winston-Salem, North Carolina, dr. Amy McMichael dikutip jurnalmakassar.com dari Elite Daily, 28 Februari 2021, mengatakan faktor terbesar yang menentukan pertumbuhan janggut sebenarnya adalah genetika.

Baca Juga: Perjuangan Melawan Kanker Telah Usai, Paman Boboho, Ng Man Tat Meninggal Disisi Sang Istri

“Beberapa orang hanya memiliki genetika sehingga folikel rambut jarang atau pertumbuhan rambut lambat,” kata dokter yang menangani kondisi alopecia dan hirsutisme ini.

Seorang dokter kulit di NYU Langone Health Kota New York dan direktur asosiasi Unit Kulit & Kanker NYU, dr. Kristen Irene Lo Sicco, menjelaskan berkenaan dengan rambut wajah, testosteron merangsang pertumbuhannya dan estrogen memperlambatnya.

Secara umum, pria cisgender dewasa memiliki kisaran testosteron rata-rata bergantung pada usia mereka. Namun seperti yang disoroti The New York Times pada tahun 2012, orang-orang dengan janggut tebal mungkin lebih sensitif terhadap testosteron daripada rekan-rekan mereka yang berwajah mulus.

Baca Juga: Nurdin Abdullah Ditahan KPK, Andi Sudirman Sulaiman Jadi Pelaksanaan Tugas Gubernur Sulsel

“Efek testosteron yang paling menonjol pada pertumbuhan janggutt mungkin terlihat pada pria trans yang mengonsumsi testosteron tambahan. Pria transgender melihat efek testosteron [eksternal], yang dapat diambil dalam beberapa bentuk,” ungkapnya.

Menurut Lo Sicco. jika menggunakan hormon eksternal, tidak ada jaminan akan dapat menumbuhkan janggut karena efek setiap orang berbeda,

“Sensitivitas folikel rambut terhadap androgen (termasuk testosterone) bervariasi, dengan folikel rambut wajah membesar pertama kali di atas bibir dan di dagu,” ujarnya.

Baca Juga: Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Nurdin Abdullah Tidak Tahu Orang Kepercayaanya Lakukan Korupsi

Sebagian besar, McMichael menyebut testosteron rendah sebagai penyebab "langka" karena tidak bisa menumbuhkan janggut.

Ada beberapa kondisi yang dapat memengaruhi pertumbuhan janggut. Kedua dokter kulit tersebut mengemukakan kondisi ini disebut alopecia areata.

Yaitu suatu bentuk rambut rontok autoimun yang ditandai dengan rambut rontok yang tidak merata di area yang sebelumnya memiliki pertumbuhan rambut penuh.

Baca Juga: Kronologis Penangkapan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah oleh Tim KPK Hingga Ditetapkan Tersangka

Ini paling sering muncul sebagai bercak kebotakan bulat, dapat memengaruhi bagian tubuh yang menumbuhkan rambut.

Ada juga kemungkinan trauma fisik pada area janggut atau bahkan jaringan parut akibat jerawat parah, yang dapat memengaruhi folikel rambut di janggut.

"Jika proses penyakit tertentu menyebabkan rambut rontok, penting untuk mencari bantuan dari dokter kulit yang dapat menyesuaikan rejimen terapi yang tepat,” saran Lo Sicco.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Resmi Jadi Tersangka dan Ditahan KPK

Namun, secara keseluruhan, tidak bisa menumbuhkan janggut bukanlah masalah medis dan tidak banyak yang bisa atau harus dilakukan serta kemampuan menumbuhkan janggut tidak ada hubungannya dengan kejantanan.

“Mencukur tidak meningkatkan pertumbuhan rambut dan ini adalah mitos lama yang harus dihilangkan,” menurut McMichael.

Namun, ada satu hal sangat penting yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan janggut, di antaranya merawat diri.

Baca Juga: Stadion Andi Mattoangin Direnovasi, PSM Makassar Pusatkan Latihan Disini

“Orang harus merawat janggut dengan kelembutan yang sama ketika mereka menata rambut kulit kepala mereka,” kata Lo Sicco.

Dia merekomendasikan keramas dan mengondisikan janggut dengan perhatian ekstra pada rambut keriting, yang lebih rentan patah.

“Gunakan pisau cukur yang bagus dan tajam saat bercukur untuk mencegah iritasi kulit,” sarannya. ***

Editor: St. Aas Mahari Basri

Sumber: Elite Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x