"Sepi bosku, biasanya kalau Jepang Idul Fitri penumpang ramai. Banyak yang pulang kampung, tapi sekarang sulit sekali," kata Rafli, dilansir Jurnal Palopo, Minggu 9 Mei 2021.
Kata Rafli, sejumlah sopir mobil di Palopo hanya nongkrong di parkiran Masjid Agung, lantaran tak ada penumpang yang dapat dimuat.
“Pandemi COVID-19 memang berbahaya, tapi anak istri juga jauh lebih penting,” jelas Rafli.
Bagi Rafli dan sopir mbol lain mengatakan rejeki yang mereka peroleh dari mengemudi mobil angkutan umum, adalah pendapatan penting untuk hidupi anak dan istri.
Para sopir mobil juga meminta agar pemerintah dapat menghidupi keluarganya, jika aturan Larangan Mudik Lebaran tetap diterapkan.
"Bisa saja kami memuat hingga batas waktu yang ditetapkan, tapi tolong pemerintah harus menjamin kelangsungan hidup keluarga kami," kata Vivid Paduli.
Baca Juga: Detik-detik Pengemudi VW Kuning Terobos Pos Penyekatan Prambanan dan Tabrak Polisi
Baca Juga: Raditya Oloan Dimakamkan di San Diego Hills, Joanna Alexandra Berurai Air Mata
Sejumlah pihak juga menilai kebijakan Larangan Mudik Lebaran cukup aneh. Pasalnya, pemerintah tetap menerima WNA yang masuk ke Indonesia. ***
Artikel ini sebelumnya sudah tayang dengan judul “Larangan Mudik Lebaran Petaka Bagi Sopir Mobil di Palopo, Pemerintah Harus Jamin Hidup Keluarga Kami”