Begini Modus Dosen FT UNM Lakukan Aksi Diduga Pelecehan Seksual ke Mahasiswinya Sampai Trauma

31 Mei 2022, 14:56 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual./ Pixabay /

Jurnal Makassar – Ternyata begini modus yang dilakukan Dosen FT UNM yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada Mahasiswinya hingga Mahasiswi yang menjadi korban mengalami trauma.

Dosen FT UNM yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada Mahasiswinya beredar luas di sosial media berisi curhatan para korban.

Banyak korban yang mulai berani speak up di akun Instagram Mekdiunm, setelah kelakuan bejat Dosen FT UNM tersebut terbongkar. Yang mana sebelumnya tidak ada yang berani bicara karena takut dipersulit nilainya.

Baca Juga: Pihak Fakultas Segera Panggil Dosen FT UNM yang Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Mahasiswinya

Dikabarkan perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh Dosen FT UNM telah berjalan lama, bahkan salah satu Mahasiswa Angkatan 2010 yang speak up, membeberkan perilaku aneh Dosen tersebut.

Speak up nya Mahasiswi Angkatan 2010 ini menandakan perbuatannya sudah dimulai sejak 2010, tetapi belum ada kepastian yang pasti aksi tersebut digencarkan.

Lantas modus seperti apa yang digunakan Dosen FT UNM yang kabarnya sudah jadi dosen sejak 2005 silam.

Baca Juga: Emmeril Khan Mumtadz Masih Belum Ditemukan, Begini Isi Unggahan Secarik Kertas yang Ditulis Ridwan Kamil

Dari curhatan para korban, modus yang dilakukan oleh pelaku adalah dengan melakukan jabat tangan di akhir perkuliahan.

Di Akhir perkuliahan yang diisi oleh pelaku, Mahasiswa diminta untuk berjabat tangan sebagai tanda kesopanan. Seperti kita ketahui jabat tangan merupakan salah satu adat yang ada di Indonesia terutama orang bugis.

Jabat tangan tanda menghormati atau menghargai seseorang yang lebih tua terutama orang tersebut adalah Guru, maka dianggap sangat lumrah dalam masyarakat.

Baca Juga: Viral Curhatan Mahasiswi Alami Pelecehan Seksual Diduga Dilakukan Oknum Dosen FT UNM

Lewat jabat tangan tersebut, Dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual mengambil kesempatan dengan mencium tangan korban. 

Padahal, saat itu lagi bulan Ramadhan. Sebagai umat Islam, menghindari sesuatu yang dapat menimbulkan syahwat di dalam bulan Ramadhan memang harus dilakukan, takutnya puasa bisa batal jika melihat dari hukumnya.

“Setiap diakhir perkuliahan, sebelum pulang mahasiswa/I terlebih dahulu bersalaman dengan dosen. Tapi dosen A malah mencium tanganku, padahal saat itu bulan Ramadhan,” tulis korban di akun Mekdium yang di post lewat story Instagram.

Tidak hanya itu, korban memang sudah diincar sejak Maba (Mahasiswa Baru), korban yang menjadi incaran tersebut akan ditunggu waktu yang tepat untuk melakukan aksinya.

Modus lainnya, menurut pengakuan salah satu korban, aksi pelaku bahkan terang-terangan dilakukan di dalam kelas ketika mata kuliahnya.

Pelaku memegang-megang pipi dan menyentuh pundak korban bahkan menarik hidung korban. Seolah-olah itu adalah sesuatu yang wajar bagi seorang pendidik di dalam kelas. Padahal korban bukan anak kecil lagi melainkan wanita dewasa yang paham akan pelecehan.

Berdasarkan akun yang disamarkan tersebut, tentu saja hal ini dilihat oleh teman sekelasnya, tetapi karena tidak ada yang berani speak up maka didiamkan begitu saja.

Yang lebih parahnya lagi, modus sering dilakukan ketika bimbingan skripsi maupun proposal. Pelaku mendapat kesempatan dengan menyentuh bagian terlarang korban ketika bimbingan.

Menurut pengakuan korban, bimbingan dilakukan di dalam ruangannya, pintu ditutup dan musik dikencangkan.

“Pas masukka ruangannya itu dia tutup pintu rapat, baru nyalakan music keras2 pdhal kita ini mau bimbingan loh,” tulis salah satu korban di akun Mekdiunm.

Menurut salah satu Mahasiswa yang menjadi anak bimbingannya, terkadang pelaku memberikan nilai yang tidak masuk akal yaitu dibawah rata-rata. Mahasiswa juga disuruh untuk melakukan revisi yang menurut Mahasiswa itu, revisi tidak perlu dilakukan. Bahkan untuk urusan kebersihan, nilai bisa diberikan dibawah rata-rata. 

Jika nilai sudah dibawah rata-rata maka mereka akan menghadap si Dosen. Dan si Dosen mengatakan bahwa harus menghadap sendiri tanpa ditemani.

“aslinya seenak jidat kasih nilai supaya mau tdk mau pergiki menghadap ke dia untuk urusan nilai. pertama kali ketemu beliau dan langsung kena mental dan trauma. bahkan ada senior yg takut bertemu itu doesn’t krn saking trauma nya mi tapi kembali lagi dia jd pembimbingnya.Dan katanya klo mau menghadap sendiri aja gak boleh ditemani teman, biar apa? ya Min know lah,” curhat salah satu Mahasiswi yang akunnya disamarkan oleh Mekdiunm.

Saat artikel ini diterbitkan, dikabarkan bahwa para Dosen UNM tengah rapat untuk membahas dosen yang bersangkutan.***

Editor: Andi Asoka Ulfa

Tags

Terkini

Terpopuler