Kronologi Diskriminasi yang Dialami Tonanda Putra Saat Datang Interview di Grab

- 28 April 2022, 06:55 WIB
kronologi pelayanan buruk yang diterima tonanda putra, penyandang disabilitas saat melamar mitra ojek online
kronologi pelayanan buruk yang diterima tonanda putra, penyandang disabilitas saat melamar mitra ojek online / instagram @tonandaputra

Jurnal Makassar – Amanda Farliany dan Tonanda Putra menyampaikan surat terbuka kepada Grab akibat perlakuan buruk yang diterimanya saat datang interview.

Dalam surat terbuka yang disampaikan Amanda Farliany, Tonanda Putra menyampaikan bagaimana bentuk perlakuan yang diberikan oleh Grab.

Sebulan yang lalu Tonanda Putra mencoba melamar pekerjaan di Grab untuk menambah penghasilan karena terkena dampak dari Covid 19.

Setelah menunggu sekitar satu bulan, Tonanda Putra akhirnya menerima undangan interview melalui whatsapp.

Baca Juga: Kekayaan Ade Yasin Bupati Bogor yang Terjerat OTT KPK Mencapai Rp 4,1 Miliar

Tonanda putra pun berangkat ke kantor Grab menggunakan motor.

Setelah tiba di kantor Grab, Tonanda Putra bertemu dengan seorang satpam dan mengatakan bahwa dia tuli dan menunjukkan handphone-nya.

Tonanda Putra mengatakan bahwa semua orang yang ada disana menggunakan masker, jadi dia menulis dan menunjukkan bukti interview yang dia terima.

Satpam tersebut terlihat seperti menolak karena tidak mengerti apa yang disampaikan oleh Tonanda Putra. Begitupun dengan Tonanda Putra tidak mengerti apa yang disampaikan oleh satpam tersebut.

Baca Juga: KPK Tangkap Tangan Bupati Bogor Ade Yasin

Setelah itu Tonanda Putra kemudian diminta untuk menulis dan menunggu, Satpam tersebut memanggil  kepala security yang tampak seperti atasannya dan menemui Tonanda Putra.

Tonanda Putra kemudian menunjukkan tulisannya, akan tetapi tidak mengerti apa yang disampaikan oleh kepala satpam tersebut karena menggunakan masker.

Tonanda Putra mencoba meminta kepada kepala satpam agar melepas maskernya agar bisa melihat gerakan mulutnya tetapi mereka menolaknya.

Mereka pun bertanya kepada Tonanda Putra bahwa apakah bisa ngomong atau tidak, dan menjawab bahwa dirinya tidak bisa ngomong jelas 100 persen.

Baca Juga: Kabar Gembira! Presiden Joko Widodo Mengeluarkan Kepres Cuti Bersama Pegawai ASN Tahun 2022

Tonanda Putra kemudian diminta berbicara keras dan menurutnya hal tersebut tidak sopan dan bisa membuat orang merasa tersinggung.

Tonanda Putra menambahkan bahwa dirinya tidak tersinggung, dan hanya menyayangkan jika ada teman tuli yang melamar kerja di situ dan merasa tersinggung karena sikap diskriminasi yang diterima.

Sikap dari satpam tersebut berubah menjadi baik ketika Tonanda Putra mengatakan bahwa dia bisa melapor ke atasan jika mendapatkan perlakuan buruk seperti yang dialaminya.

Akhirnya Tonanda Putra diminta untuk menunggu, setelah itu dipersilahkan masuk ke dalam. Di dalam, Tonanda Putra bertemu dengan satpam dan didampingi bertemu dengan bagian kepegawaian.

Baca Juga: Arya Saloka Cerita Fakta Unik Proses Syuting Ikatan Cinta, Sampai Dikirimi Kambing untuk Aqiqah

Tonanda Putra pun menyampaikan bahwa dia tuli dan meminta untuk mengobrol dengan pelan atau ditulis. 

Tonanda pun menyerahkan berkasnya. Setelah dibaca, Tonanda ditanya mengenai apakah sudah berkeluarga dan tinggal di daerah mana.

Tonanda Putra mengatakan bahwa pertanyaan tersebut juga ditanyakan oleh satpam yang berada diluar. Menurutnya, pertanyaan tersebut aneh ditanyakan kepada seseorang secara personal di wawancara.

Tonanda Putra pun ditunjukkan sebuah tulisan dan diminta untuk membaca nya dengan keras dan merasa bahwa hal ini tidak sopan dan benar benar mendiskriminasi dirinya.

Baca Juga: Menko Minta Perketat Pengamanan Mudik Lebaran 2022, Ini Persiapan Pemerintah

Setelah itu, Tonanda Putra diajak ke sebuah ruangan yang sepi dan kosong. Kemudian Tonanda Putra berdiri di depan dan pegawai tersebut berada di belakang.

Ternyata tujuannya adalah mereka ingin mengetes pendengaran Tonanda Putra dengan bertepuk tangan dan memanggil  namanya. Tonanda Putra pun menyampaikan bahwa dirinya tuli dan tidak bisa mendengarkan.

Setelah itu Tonanda Putra diajak keluar dan ditanya apakah bisa membayar sebesar Rp350 ribu.

Tonanda Putra pun bertanya bahwa uang tersebut untuk apa. Akan tetapi pegawai tersebut tetap menjawab dengan lisan dan tidak menjelaskan dengan tulisan , pada akhirnya komunikasi tidak nyambung.

Tonanda Putra pun menjawab bahwa menurutnya di Grab jika melakukan interview tidak melakukan pembayaran apapun. Dia mengatakan itu karena dia tidak paham apa tujuan dari uang Rp350 ribu tersebut, tetapi jika dituliskan, maka dia bisa mengerti.

Tonanda hanya beranggapan bahwa mungkin itu untuk menyogok dan atau hal-hal buruk yang dia tidak ingin lakukan dan mengatakan bahwa dia tidak bisa membayar Rp350 ribu, kemudian pegawai tersebut mengatakan bahwa tidak menerima tuli.

Setelah itu, Tonanda Putra pun menghubungi temannya yang bekerja di Grab dan ternyata uang Rp350 ribu tersebut untuk mendapatkan jaket, id, serta instrumen lain yang digunakan untuk menjadi driver.

Tonanda Putra mengatakan bahwa dia tidak mengetahui hal tersebut dan temanya tersebut meminta maaf dan mengatakan telah melaporkan kepada atasan.

Tonanda berharap dengan adanya surat terbuka yang disampaikan kepada Grab, mereka bisa menghargai penyandang disabilitas.***

Editor: Andi Asoka Ulfa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah