Negara-Negara Ini Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka, Ada Turki dan 2 Negara ASEAN

- 13 Juli 2022, 17:27 WIB
Ilustrasi Negara
Ilustrasi Negara /Pixabay.com/maps-for-free

Jurnal Makassar – Saat ini Sri Lanka dinyatakan bangkrut dan merupakan negara krisis ekonomi terburuk hingga merdeka.

Sri Lanka bangkrut disebabkan tidak mampu membayar hutang-hutang luar negeri dan menipisnya cadangan BBM sehingga tidak mampu membiayai impor sejumlah komoditas.

Tidak hanya Sri Lanka, beberapa negara akan menyusul Sri Lanka karena adanya risiko dari melonjaknya biaya untuk makanan dan bahan bakar.

Baca Juga: Akibat Negara Sri Lanka Bangkrut, WNI Akan Dievakuasi

Negara-negara tersebut termasuk Afghanistan, Argentina, Mesir, Lebanon, Pakistan, Turki dan Zimbabwe. Serta Laos dan Myanmar dari negara ASEAN.

Tekanan yang dihadapi negara tersebut adalah masalah ekonomi akibat utang tinggi, kondisi politik, keamanan ataupun pandemi ditambah dampak perang Rusia-Ukraina.

PBB telah merilis laporan berjudul Crisis Response Group. Laporan tersebut menyebutkan bahwa lebih dari separuh negara di dunia terlilit utang dan berisiko bangkrut seperti Sri Lanka.

Berikut Negara-Negara yang Terancam Bangkrut:

Baca Juga: Menjadi Nominasi Pemeran Pendukung di Ajang Penghargaan Emmy Awards Jung Ho Yeon Dapat Dukungan dari Sandra Oh

Myanmar

Myanmar menjadi perhatian setelah mengalami berbagai konflik besar dan mengancam kestabilan dari perekonomian negara tersebut.

Sebanyak 13,2 juta orang (atau hampir 25% dari jumlah populasi Myanmar) terancam rawan pangan, menurut data yang dihimpun dari World Food Programme (WFP).

Belum lagi, aksi kudeta militer yang terjadi pada Februari 2021 lalu berujung kepada sanksi dari negara barat, seperti penarikan bisnis oleh berbagai perusahaan besar dan mengalami inflasi cukup tinggi sejak Januari 2022.

Laos

Baca Juga: Sinopsis Film Purple Hearts Yang Akan tayang Perdana 29 Juli di Netflix

Kondisi perekonomian Laos mengalami keterpurukan saat pandemi Covid-19 melanda. Hal ini bertambah parah ketika konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi.

Laos mengalami lonjakan utang yang tinggi yang berujung pada restrukturisasi utang. Keadaan tersebut diperparah dengan menipisnya cadangan devisa yang dimiliki oleh Laos.

Pada April 2022, inflasi yang terjadi di Laos mencapai 9,9% yoy dan menjadi lonjakan inflasi tertinggi kedua jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Turki

Negara hebat seperti Turki juga mengalami krisis setelah inflasi mencapai lebih dari 60 persen. Mata uang lira Turki jatuh pada posisi terendah sepanjang masa terhadap euro dan dolar AS sejak tahun lalu.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Lagu K-Pop Yang Dapat Kamu Dengarkan Ketika Kesulitan Tidur!

Kebijakan pemangkasan pajak dan subsidi bahan bakar untuk meredam lonjakan inflasi yang diambil Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal membawa Turki keluar dari krisis.

Sementara, utang luar negeri Turki sudah menembus 54 persen dari PDB negaranya, tingkat yang cukup mengkhawatirkan mengingat hutang Pemerintahnya mendominasi.

Mesir

Inflasi Mesir melonjak hampir 15 persen pada April 2022 yang mengakibatkan sepertiga dari 103 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Masyarakat Mesir sudah menderita karena program reformasi ambisius pemerintahnya membuat mata uang mereka mengambang dan memangkas subsidi bahan bakar, air, hingga listrik.

Baca Juga: Dian Satro dan Putri Marino Akan Bintangi Series Gadis Kretek

Belum lagi, kebijakan bank sentralnya yang menaikkan suku bunga demi mengekang laju inflasi telah menjebak pemerintahnya kesulitan membayar utang luar negeri yang menumpuk.

Afghanistan

Afghanistan juga mengalami krisis ekonomi yang mengerikan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan mereka dari tangan AS dan sekutunya pada tahun lalu.

Bantuan asing yang menjadi andalan praktis terhenti dan Afghanistan terkena sanksi, seperti layanan transfer bank yang terhenti hingga melumpuhkan sektor perdagangan.

Separuh dari 39 juta penduduk negara itu menghadapi kerawanan pangan yang mengancam banyak jiwa.

Sementara, PNS, dokter, perawat, guru tidak mendapatkan gaji selama berbulan-bulan. Bahkan, gempa bumi yang terjadi baru-baru ini juga merenggut lebih dari 1.000 orang yang menambah kesengsaraan Afghanistan.

Argentina

Sekitar 4 dari 10 orang Argentina menjadi orang termiskin. Bahkan, jutaan orang bertahan hidup dari dapur umum lewat program kesejahteraan dan bantuan sosial Kejatuhan ekonomi Argentina

Baca Juga: Dian Satro dan Putri Marino Akan Bintangi Series Gadis Kretek

Hal tersebut terjadi setelah bank sentral negara kehabisan cadangan devisa karena pelemahan mata uang peso Argentina.

Diproyeksikan, inflasi tahun ini mencapai lebih dari 70 persen.

Lebanon

Mata uang Lebanon jatuh hingga 90 persen. Belum lagi, lonjakan inflasi, yang berakibat pada krisis pangan dan krisis energi.

Krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon akibat perang saudara yang panjang hingga menghambat pemulihan negaranya dan disfungsi pemerintah, serta serangan teror.

Lebih parahnya, Lebanon gagal membayar utang mereka senilai US$90 miliar. Rasio utangnya pun meningkat hingga mencapai 170 persen terhadap PDB.

Bank Dunia mengatakan krisis ekonomi Lebanon menempati peringkat salah satu yang terburuk di dunia lebih dari 150 tahun.

Pakistan

Pakistan terancam krisis ekonomi usai lonjakan harga minyak mentah yang membuat kenaikan harga bahan bakar dan harga-harga lainnya. Inflasinya pun melompat jauh lebih dari 21 persen.

Mata uang rupee Pakistan pun merosot 30 persen terhadap dolar AS pada tahun lalu dan cadangan devisanya turun menjadi hanya US$13,5 miliar atau setara dua bulan impor.

Saat ini, Pakistan tengah meminta bantuan IMF untuk mencairkan dana talangan US$60 miliar. “Risiko ekonomi makro Pakistan sangat condong ke bawah,” tulis Bank Dunia memperingatkan.

Zimbabwe

Zimbabwe merupakan negara yang pernah menyandang status hiperinflasi pada tahun 2008 lalu ketika inflasinya mencapai 500 miliar persen.

Kekhawatiran ini meningkat karena inflasi saat ini sudah menyentuh 130 persen. Masalah ekonomi di Zimbabwe juga semakin parah karena korupsi, rendahnya investasi yang masuk, dan tumpukan hutang.

Ironisnya, warga Zimbabwe tidak mempercayai mata uang negara mereka sendiri dan memilih menyimpan uang dalam bentuk dolar AS.

Demikian, penjelasan negara-negara yang terancam bangkrut.***

Editor: Irsal Masudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah